Tampilkan postingan dengan label Materi Kuliah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Kuliah. Tampilkan semua postingan
Pengertian Good Governance

            Istilah good and clean governance merupakan wacana baru dalam kosakata ilmu politik. Ia muncul pada awal 1900-an. Secara umum istilah good and clean governance memiliki pengertian akan segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, pengertian good governance tidak sebatas pengelolaan lembaga pemerintahan semata, tetapi menyangkut semua lembaga baik pemerintah maupun nonpemerintah (lembaga swadaya masyarakat) dengan istilah good corporate. Bahkan, prinsip-prinsip good governance dapat pula diterapkan pengelolaan lembaga sosial dan kemasyarakatan dari yang paling sederhana hingga berskala besar, seperti arisan, pengajian, perkumpulan olahraga di tingkat rukun tetangga, organisasi kelas, hingga organisasi diatasnya.
            Di Indonesia, substansi wacana good governance dapat dipadankan dengan istilah pemerintahan yang baik, yang bersih, dan berwibawa. Pemerintahan yang baik adalah sikap dimana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur oleh tingkatan pemerintah negara yang berkaitan dengan sumber-sumber sosial, budaya, politik, serta ekonomi. Dalam praktiknya, pemerintahan yang bersih (clean governance), adalah model pemerintahan yang efektif, efisien, jujur, transparan dan bertanggung jawab.
Sejalan dengan prinsip diatas, pemerintahan yang baik itu berarti baik dalam proses maupun hasil-hasilnya.semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis,tidak saling berbetunturan, dan memperoleh dukungan dari rakyat.pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika pembangunan dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal namun dengan hasil yang maksimal. Faktor lain yang tak kalah penting, suatu pemeintahan dapat dikatakan baik jika produktivitas bersinergi denan peningkatan indikator kemampuan ekonomi rakyat, baik dalam aspek produktivitas,daya beli, maupun kesehjateraan spritualitasnya.
Utuk mencapai kondisi sosial ekonomi di atas proses pembentukan pemerintahan yang berlangsung secara demokratis mutlak dilakukan. Sebagai sebuah paradigma pengelolaan lembaga negara good and clean governance dapat terwujud secara maksimal jika ditopang oleh dua unsur yang sering terkait Negara dan masyarakat madani yang di dalamnya terdapat sektor swasta . Negara dengan birokrasi pemerintahanya dituntut untuk mengubah pola pelayanan publik dari perspektiv birokrasi elitis menjadi birokrasi populis. Birokrasi populis adalah tata kelola pemerintahan yang berorientasi melayani dan berpihak kepada kepentingan  masyarakat.
Pada saat yang sama, sebagai komponen di luar birokrasi negara,sektor swasta (coporate sektors) harus pula bertanggung jawab dalam proses pengelolaan sumberdaya alamdan perumusan kebijakan publik dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra strategis. Dalam hal ini, sebagai bagian dari pelaksanaan good and clean governance , dunia usaha berkewajiban untuk memiliki tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR), yakni dalam bentuk kebijakan sosial perusahaan yang bertanggung jawab langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana suatu perusahaan beroperasi. Bentuk tanggung jawab sosial (CSR) itu dapat diwujudkan dalam program program pengembangan masyarakat( community emplowerment) dan pelestarian lingkungan hidup.
Clean And Good Governance
Ilustrasi Clean And Good Governance


Pengertian Good Governance Menurut Para Ahli
  1. Menurut Effendi dalam Azhri, dkk. (2009 : 187). Di internet, Good Governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan secara partisipasi, efektif,          jujur, adil, transparan, dan bertanggung jawab kepada semua pemerintahan.
  2. Menurut Kooman (1992). bahwa Governance merupakan proses interaksi sosial politik antara pemerintahan dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat
  3. Menurut Word Bank (Dalam Mardiasmo .0. 9001:23). Suatu penyelenggaraan yang solid dan bertanggungjawab dan sejalan dengan prinsip demokrasi


Prinsip – Prinsip Good Governance
Menurut Bob Sugeng Handiwinata, asumsi dasar good governance haruslah menciptakan sinergi antara sektor pemerintah (menyediakan perangkat aturan dan kebijakan), sektor bisnis (menggerakkan roda perekonomian) dan sektor civil society (aktivitas swadaya guna mengembangkan produktivitas ekonomi, efektivitas, dan efesiensi. (Bob Sugeng Handiwinata:2007).
Syarat bagi terciptanya good governance yang merupakan prinsip dasar, meliputi:

Partisipatoris
Partisipatoris adalah setiap pembuatan peraturan dan/ atau kebijakan selalu melibatkan unsur masyarakat (melalui wakil – wakilnya). Bentuk partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan prinsip demokrasi yakni kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara konstruktif. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam seluruh aspek pembangunan, termasuk dalam sektor sektor kehidupan sosial lainnya selain kegiatan politik, maka regulasi birokrasi harus minimalisasi.
         Paradigma birokrasi sebagai pusat pelayanan publik seyogya diikuti dengan de regulasi berbagai aturan, sehingga proses sebuah usaha dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Efisiensi pelayanan publik meliputi pelayanan yang tepat waktu dengan biaya murah. Paradigma ini tentu saja menhajatkan perubahan orientasi birokrasi dari birokrasi yang dilayani menjadi birokrasi yang melayani.

Rule of law (penegak hukum)
   ASAS penegakan hukum adalah pengelolaan pemerintahan yang profesional harus didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa. Tanpa ditopang oleh aturan hukum dan penegakannya secara konsekuen, partisipasi publik dapat berubah menjadi tindakan publik yang anarkis. Realisasi wujud good and clean governance, harus diimbangi dengan komitmen pemerintah untuk menegakan hukum yang mengandung unsur unsur sebagai berikut:
  1. Supermasi hukum yaitu setiap tindakan unsur unsur kekuasaan negara, dan peluang partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan pada hukum dan aturan yang jelas dan tegas dan dilaksanakan secara benar dan independen.
  2. Kepastian hukum (legal certainty), bahwa setiap kehidupan berbangsa dan bernegara diataur oleh hukum yang jelas dan pasti, tidak duplikatif dan tidak bertentangan antara satu dan lainnya.
  3. Hukum yang responsif yaitu aturan aturan hukum disusun berdasarkan aspirasi  masyarakat luas, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan publik secara adil.
  4. Penegakan hukum yang konsisten dan nondiskriminatif yaitu penegakan hukum berlaku untuk semua orang tanpa pandang bulu. Untuk itu, diperlukan penegakan hukum yang memiliki integritas moral dan bertanggung jawab terhadap kepentingan hukum.
  5. Indenpendendensi peradilan, yakni peradilan yang idendependen bebas dari pengaruh penguasa atau kekuatan lainnya.


Transparansi
Yakni adanya ruang kebebasan untuk memperoleh informasi public bagi warga yang membutuhkan (diatur oleh undang – undang). Ada ketegasan antara rahasia negara dengan informasi yang terbuka untuk publik.Dalam pengelolaan negara terdapat delapan unsur yang harus dilakukan secara transparan , yaitu:
3.3.3.1. Penetapan posisi , jabatan atau kedudukan.
3.3.3.2. Kekayaan pejabat publik
3.3.3.3. Pemberian penghargaan.
3.3.3.4.Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan.
3.3.3.5. Kesehatan.
3.3.3.6. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayan publik.
3.3.3.7. Keamanan dan ketertiban.
3.3.3.8.Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

Responsif (responsive)
Affan menegaskan bahwa pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakat-masyarakatnya, jangan menunggu mereka menyampaikan keinginannya, tetapi mereka secara proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk kemudian melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan umum.
 Konsesus (consesus)
Prinsip ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsesus. Model pengambilan keputusan tersebut, selain dapat memuaskan sebagian besar pihak, juga akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik bersama, sehingga akan memiliki kekuatan memaksa bagi semuakomponen yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Kesetaraan (equity)
Clean and good governance juga harus didukung dengan asa kesetaraan, yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Asas ini harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh semua penyelenggara pemerintahan di Indonesia karena kenyatan sosiologis bangsa kita sebagai bangsa yang majemuk, baik etnis, agama, dan budaya.
Efektivitas dan efisiensi
Konsep efektivitas  dalam sektor kegiatan-kegiatan publik memiliki makna ganda, yakni efektivitas dalam pelaksanan proses-proses pekerjaan, baik oleh pejabat publik maupun partisipasi masyarakat, dan kedua, efektivitas dalam konteks hasil, yakni mampu membrikan kesejahteraan pada sebesar-besarnya kelompok dan lapisan sosial.
Akuntabilitas (accountability)
Asas akuntabilitas adalah pertanggung jawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Secara teoritik, akuntabilitas menyangkut dua dimensi yakni akuntabilitas vertikal yang memiliki pengertian bahwa setiap pejabat harus mempertanggung jawabkan berbagai kebijakan dan pelaksanaan  tugas-tugasnya terhadap atasan yang lebih tinggi, dan yang kedua akuntabilitas horisontal yaitu pertanggungjawaban pemegang jabatan publik pada lembaga yang setara.
Visi Strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang. Tidak sekedar memiliki agenda strategis untuk masa yang akan datang, seseorang yang memiliki jabatan publik atau lembaga profesional lainnya, harus memiliki kemampuan menganalisa persoalan dan  tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang dipimpinnya.

Implementasi kesemuanya, sangat dibutuhkan sebagai syarat bagi terciptanya pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).
Menurut Institute on Governance (1996), sebagaimana dikutip Nisjar (1997) untuk menciptakan good governance perlu diciptakan hal – hal sebagai berikut:

1.      Kerangka kerja tim (team work) antarorganisasi, departemen, dan        wilayah.
2.      Hubungan kemitraan antara pemerintah dengan setiap unsur dalam masyarakat negara yang bersabgkutan.
3.      Pemahaman dan komitmen terhadap manfaat dan arti pentingnya tanggung jawab bersama dan kerjasama dalam suatu keterpaduan serta senergisme dalam pencapaian tujuan.
4.      Adanya dukungan dan sistem imbalan yang memadai untuk mendorong terciptanya kemampuan dan keberanian menanggung resiko (risk taking) dan berinisiatif, sepanjang hal ini secara realistic dapat dikembangkan.
5.      Adanya pelayanan administrasi public yang berorientasi pada masyarakat, mudah dijangkau masyarakat dan bersahabat, berdasarkan pada asas pemerataan dan keadilan dalam setiap tindakan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, berfokus pada kepentingan masyarakat, bersikap professional dan tidak memihak (non-partisan).


 Hubungan Antara Clean And Good Governance Dengan Gerakan Anti Korupsi
Clean and good governance meniscayakan adanya transparansi disegala bidang. Hal ini untuk mengikis budaya korupsi yang mengakibatkan kebocoran anggaran dalam penggunaan uang negara untuk kepentingan individu atau golongan bukan untuk kesejahteraan rakyat.
Dalam menciptakan situasi perang terhadap korupsi Didin S Damanhuri menyusun grand design:
2.3.2.      Apapun kebijakan antikorupsi yang diambil, haruslah disadari bahwa kebijakan dan langkah-langkah tersebut hendaknya ditempatkan sebagai ''totok nadi'' yang strategis, berkelanjutan, dan paling bertanggung jawab di antara semua langkah total football, estafet dari semua pihak yang peduli terhadap pemberantasan korupsi, baik dari kaum agamawan, akademisi, parlemen, LSM, pers, dunia internasional, dan seterusnya
2.3.3.      Menghindari politik belah bambu yang menggunakan KPTPK, Kejaksaan, dan Polri untuk memburu pihak-pihak yang secara politis harus dikalahkan dan membiarkan pihak-pihak yang dianggap kawan politik.
2.3.4.      Keseriusan untuk mencari solusi terbebasnya TNI dan Polri dari dunia politik dan bisnis secara tuntas.
2.3.5.      Euforia elite politik di pusat dan daerah dalam menikmati kebebasan politik, kebebasan berpendapat, dan kebebasan pers yang seharusnya semakin mendewasakan kehidupan berdemokrasi yang ujung-ujungnya juga mampu membangkitkan kembali kehidupan ekonomi dengan ukuran rakyat yang semakin sejahtera.

 Hubungan Antara Good And Clean Governance Dengan Dengan Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik
Dalam rangka menyelamatkan keuangan negara, banyak upaya pemerintah yang sudah dilaksanakan diantaranya Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.
Kemudian dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah semakin jelas keseriusan pemerintah dalam hal pembenahan sistem pengelolaan keuangan negara, mengutip pendapat pakar bahwa selama ini yang diterapkan nampaknya masih lemah dan cenderung membuka peluang yang sangat besar bagi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran.
Penerapan PP Nomor 60 Tahun 2008 bukan hanya tanggungjawab BPKP tetapi seluruh instansi pemerintah guna mewujudkan good governance untuk menuju Clean Government. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) PP 60 tahun 2008 jelas bahwa BPKP mempunyai tugas yang cukup berat.
Tentu bukan soal yang mudah dalam mempersiapkan personil yang dapat melaksanakan tugas tersebut, perlu adanya kesepahaman dalam mencermati secara komprehensif apa yang tertuang dalam PP tersebut.
Dengan tiga pilar pelayanan public menjadi titik setrategis untuk memulai pengembangan dan penerapan Clean and good governance di Indonesia. Tiga pilar tersebut yakni:
  1. Pelayanan publik selama ini menjadi tempat dimana negara yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan lembaga non pemerintah.
  2. Pelayanan publik tempat dimana berbagai aspek Clean and good governance dapat diartikulasikan lebih mudah.
  3. Pelayanan publik melibatkan semua unsur yaitu pemerintah, masyarakat dan mekanisme pasar.

 Kebijakan pemerintah terkait dengan paradigma good and clean governance
Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam sebuah undang-undang (UU). Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau management (pengelolaan) yang artinya kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance itu sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti fungsi pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif. Sedangkan good governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lain-lain).
Clean government adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate adalah tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk dalam makna proses pemerintah (Prasetijo, 2009).
Istilah good governance lahir sejak berakhirnya Orde Baru dan digantikan dengan gerakan reformasi. Sejak itu pula sering diangkat menjadi wacana atau tema pokok dalam setiap kegiatan pemerintahan. Namun meski sudah sering terdengar ditelinga  legislatif, pengaturan mengenai good governance belum diatur secara khusus dalam bentuk sebuah produk, UU misalnya. Hanya terdapat sebuah regulasi yaitu UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang mengatur penyelenggaraan negara dengan Asas Umum Pemerintahan Negara yang Baik (AUPB).

Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi (Efendi, 2005):
Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya msalah karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut berbagai masalah penting seperti:

UUD NRI 1945 yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok penyelenggaraan pemerintahan maka dalam penyelenggaraannya harus dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance. Konsep good governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak asasi manusia.
Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan mencerminkan keterwakilan rakyat.
Reformasi agraria dan perburuhan.
Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI.
Penegakan supremasi hokum.

 Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. Permasalahan krisis ekonomi di Indonesia masih berlanjut sehingga perlu dilahirkan kebijakan untuk segera .

 Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang tercover dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain menuntut perealisasikan haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat ini masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan UUD NRI Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus ditegakkan dengan keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut.


 Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai istrumen mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan, karena good governanance tidak akan dapat  berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance. Hukum saat ini lebih dianggap sebagai komiditi daripada lembaga penegak keadilan dan kalangan kapitalis lainnya. Kenyataan ini yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak dan Ubaydillah, 2008. Pendidikan kewargaan (civic education).        Jakarta: Kencana pranada media grup.

Purwanto, Rahman, dan Srijanti, 2009. Pendidikan kewarganegaraan untuk           mahasiswa. Jakarta: Graha ilmu, Universitas mercubuana.

Tim penulis. 2006. Pendidikan kewarganegaraan untuk mahasiswa. Bandarlampung:         Universitas Lampung



1. Pengertian Sosiometri
Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam kelompok. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh Moreno an Jenning. Metode ini didasarkan atas postulat-postulat bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks. Hubungan-hubungan ini dapat diukur secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Posisi tiap-tiap individu dalam struktur kelompoknya dan hubungannya yang wajar dengan individu yang lain dapat diukur dengan metode ini. ( Wayan Nur Kencana, 1993 )
Sosiometri Untuk Pengenalan Peserta Didik
Ilustrasi Sosiometri pengenalan peserta didik

Sosiometri adalah suatu metode pengumpulan serta analisis data mengenai pilihan, komunikasi, dan pola interaksi antar-individu dalam kelompok. Dapat dikatakan bahwa sosiometri adalah kajian dan pengukuran pilihan sosial. Sosiometri disebut pula sebagai sarana untuk mengkaji “tarikan” (attraction) dan tolakan (repulsion) anggota-anggota suatu kelompok. ( Hotman M. Siahaan, 2005).

Seseorang diminta untuk memilih satu orang lain atau lebih berdasarkan criteria yang tlah disediakan oleh peneliti: “Denan siapakah anda bekerja?” “Dengan sispakah anda bermain?” Kemudian orang itu membuat pilihan-satu, dua, tiga pilihan atau lebih-diantara anggota kelompok (biasanya) atau anggota-anggota kelompok lain.

Pilihan sosiometri hendaknya dipahami secara agak lebih luas. Ia tidak hanya berarti pilihan “antara orang-orang”, melainkan dapat pula “pilihan kelompok-kelompok minoritas”. Pilihan-pilihan tersebut tergantung pada instruksi serta pelayanan yang diberikan kepada individu.

Metode sosiometri memegang peranan yang penting dalam pengukuran hubungan sosial. Dengan sendirinya, setiap hubungan antara individu dengan individu lainnya, kita batasi dalam hubungan tertentu seperti hubungan dalam kelas atau dalam kelompok-kelompok kegiatan lainnya. 

2. Manfaat sosiometri
Kegunaan dari sosiometri secara garis besar adalah sebagai berikut : 
1. Untuk memperbaiki struktur hubungan sosial para siswa di dalam kelasnya. 
2. Memperbaiki penyesuaian hubungan sosial siswa secara individual.
3. Mempelajari akibat-akibat praktik-praktik sekolah terhadap hubungan sosial di kalangan siswa.
4. Mempelajari mutu kepemimpinan dalam stuasi yang bermacam-macam.
5. Menemukan norma-norma pergaulan antarsiswa yang diinginkan dalam kelompok / kelas bersangkutan.

3. Macam-macam Sosiometri
Metode sosiometri ini mencoba untuk menemukan individu dalam situasi di mana mereka secara spontan mengungkapkan hubungannya. Sosiomerti dibedakan menjadi tiga tipe yaitu : 
1. Tipe Nominatif ( nomination )
2. Tipe Skala Bertingkat ( Rating scale
3. Tipe Siapa Dia ( who’s they )
Berikut ini akan dibicarakan secara berturut-turut masing-masing tipe tersebut. 

1. Sosiometri Tipe Nominatif
Dalam tipe ini setiap individu dalam kelompok ditanyai, siapa-siapa kawan yang disenangi / tidak disenangi untuk diajak melakukan suatu aktivitas tertentu atau siapa kawannya dalam suatu pola hubungan tertentu. Pilihan itu harus ditulis berurutan dari pilihan pertama ( paling disenangi ), pilihan kedua dan seterusnya. 

Contoh-contoh pertanyaan untuk sosiometri tipe nominatif antara lain sebagai berikut : 
1. Dengan siapakah anda ingin duduk dalam satu bangku ?
2. Dengan siapa anda senang bermain ?
3. Siapakah kawan yang terbaik ?
4. Dengan siapakah anda senang bekerjasama ?
5. Apabila anda mendapatkan kesulitan-kesulitan, kepada siapakah anda biasanya meminta pertolongan ? 
6. Apabila kelas anda akan melakukan kerja kelompok, dengan siapakah anda senang berkelompok ? 

Jawaban- jawaban dari pertanyaan tersebut kita susun dalam suatu tabel. Dalam tabel yang disusun, akan dapat kita ketahui dua hal, yaitu : pertama akan dapat diketahui luas tidaknya hubungan sosial seseorang berdasarkan banyak sedikitnya ia mendapat pilihan dari teman-temannya. Kedua, dapat diketahui intensitas hubungan seseorang berdasarkan nomor pilihan yang ditujukan kepadanya. 

Nama-nama pemilih ditulis di tepi sebelah kiri berturut-turut dari atas ke bawah, sedangkan nama-nama yang dipilih ditulis di sebewlah atas dari kiri ke kanan. Siswa putra dan putri sebaiknya disusun secara terpisah untuk memudahkan analisis apakah ada perpecahan antara siswa putra dan putri. Pilihan pertama kita beri skor 3, pilihan kedua kita beri skor 2, dan pilihan ketiga kita beri skor 1. 

Untuk mencari intensitas hubungan siswa digunakan rumus : 

Int = S

         P


Keterangan: 
Int = intensitas
S = skor
P = pilihan

Makin tinggi intensitasnya, berarti makin baik intensitas hubungan seseorang. 

Dengan hanya memperhatikan tabulasi arah arah pilih saja, kita belum dapat mengetahui struktur hubungan para siswa secara jelas. Untuk mengetahui struktur hubungan para siswa secara jelas, perlu dibuatkan gambaran tentang srtuktur hubungan tersebut. Gambaran tentang pola atau struktur hubungan suatu kelompok disebut sosiogram

Sosiogram dapat menunjukkan ada tidaknya grup-grup kecil atau klik di dalam suatu grup. Klik dalam satu grup dapat dibedakan atas klik terbuka dan klik tertutup. Dikatakan klik terbuka apabila ada di antara anggota klik tersebut yang menunjukkan pilihannya keluar dari anggota kliknya. Dikatakan klik tertutup apabila anggota klik tersebut hanya memilih anggota kliknya sendiri. 

Suatu klik dibedakan pula atas klik yang terisolir dan klik yang tidak terisolir. Dikatakan klik yang terisolir, apabila anggota dari klik tersebut tidak ada yang mendapat pilihan dari luar. Sebaliknya, klik dikatakan tidak terisolir apabila ada anggota klik tersebut yang mendapat pilihan dari luar. 

Sosiogram dapat pula menunjukkan siapa-siapa yang menjadi bintang daam grup bersangkutan. Artinya, siapa yang mendapat pilihan terbanyak dalam grup tersebut. 
Dari tabulasi alasan akan dapat diketahui bagaimana norma-norma hubungan sosial yang diinginkan dalam kelompok tersebut. 

Untuk membuat sosiogram, dapat digunakan tiga teknik yaitu : 
1. Teknik Lingkaran 
2. Teknik Lajur
3. Teknik Bebas
Di bawah ini akan diuraikan lebih lanjut tentang masing-masing teknik tersebut. 

1. Sosiogram Teknik Lingkaran
Untuk membuat sosiogram dengan teknik ini, pertama-tama yang harus dilakukan adalah membuat lingkaran- lingkaran sejumlah frekuensi pilihan terbanyak ditambah satu. Lingkaran- lingkaran tersebut dibuat dari satu titik pusat, mulai dari lingkaran terkecil (lingkaran paling dalam), kemudian secara berturut-turut lingkaran berikutnya (lingkaran diluarnya) makin besar, sampai dengan lingkaran terbesar (lingkaran terluar). 

Langkah selanjutnya adalah meletakkan nomor-nomor individu dalam lingkaran tersebut. Nomor individu yang mendapat pilihan terbanyak diletakkan pada lingkaran terdalam. Yang mendapat pilihan lebih sedikit diletakkan pada lingkaran sebelah luarnya secara berturut-turut sehingga akhirnya pada lingkaran terluar terletak nomor individu yang tidak mendapat pilihan sama sekali. 

Untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan, dilakukan dengan pemberian tanda yang berbeda, misalnya nomor- nomor individu laki-laki diisi tanda bulatan dan nomor- nomor individu perempuan diisi tanda bujur sangkar.

Langkah terakhir adalah menghubung-hubungkan nomor-nomor tersebut dengan anak panah- anak panah sesuai dengan arah pilihnya.

2. Sosiogram Teknik Lajur
Untuk membuat sosiogram teknik lajur, pertama-tama yang harus dilakukan adalah membuat lajur-lajur dengan garis-garis horizontal yang sejajar sebanyak frekuensi pilihan terbayak ditambah satu. Selanjutnya adalah meletakkan nomor- nomor individu pada lajur-lajur tersebut. 

Nomor individu yang mendapat pilihan terbanyak diletakkan pada lajur paling atas dan yang mendapat pilihan paling sedikit diletakkan pada lajur di bawahnya. Demikian seterusnya sehingga pada lajur paling bawah terletak nomor individu yang mendapat pilihan paling sedikit atau yang sama sekali tidak mendapat pilihan. Kemudian nomor- nomor tersebut dihubung-hubungkan dengan anak panah- anak panah sesuai dengan arah pilihan masing-masing individu.

3. Sosiogram Teknik Bebas
Untuk membuat sosiogram teknik bebas ini, nomor- nomor individu diletakkan secara bebas sedemikian rupa sehingga mudah dihubung-hubungkan antara individu yang memilih dengan individu yang dipilih. 

Jadi, dalam teknik bebas ini yang dipentingkan adalah kepraktisan dalam menghubungkan antara pemilih dengan yang dipilih, tanpa memperhitungkan urutan letak berdasarkan jumlah pilihan. 
Dibandingkan dengan teknik lingkaran dan teknik lajur, teknik bebas mempunyai dua keunggulan yaitu : pertama, sosiogram teknik bebas adalah yang paling mudah dikerjakan. Kedua, struktur hubungan dalam kelompok tersebut akan tampak paling jelas pada sosiogram teknik bebas. Kelemahan dari sosiogram teknik bebas adalah frekuensi pilihan tiap individu tidak nampak dengan mudah. Tetapi kelemahan ini sudah tertutupi karena frekuensi pilihan tersebut sudah nampak pada tabulasi arah pilih. 

Perlu disadari bahwa biasanya sosiogram tersebut tidak dapat kita buat sekali jadi. Mungkin kita harus mengulangi / memperbaiki sampai dua kali untuk mendapatkan sosiogram yang memadai. 

Untuk mempejelas kualitas pilihan dapat kita gunakan tinta berwarna. Misalnya pilihan pertama ditulis dengan tinta merah, pilihan kedua dengan tinta biru dan pilihan ketiga dengan tinta hijau. 


2. Sosiometri Tipe Skala Bertingkat
Dalam tipe ini disediakan sejumlah statement yang disusun secara bertingkat, yaitu dari statemen yang menyatakan huungan yang paling dekat, sampai dengan statemen yang menyatakan huungan yang paling jauh. Dalam setiap statemen kepada individu diminta untuk mengisi nama salah seorang temannya yang hubungannya sesuai dengan yang dinyatakan tersebut. Contoh-contoh statemennya adalah sebagai berikut : 
1. Saya sangat menyenangi teman ini. Saya sangat senang bersama-sama dengan teman ini kemanapun saya pergi. Kalau saya mempunyai problem kepadanyalah saya minta bantuan. Sebaliknya, saya pun senantiasa siap membantunya. Teman tersebut adalah…………...
2. Saya menyenangi teman ini. Saya sering bekerjasama dengannya dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Saya juga sering berbincang-bincang dengannya. Teman yang saya maksud tersebut adalah…………………………………………………………….
3. Saya dapat bergaul secara baik dengan teman ini. Saya tidak keberatan. kalau ia merupakan salah satu anggota kelompok kami. Saya dapat bekerja sama dan bemain dengan teman ini dalam kegiatan- kegiatan sekolah, walaupun di luar sekolah saya jarang sekali berhubungan dengannya. Teman tersebut adalah…………………………………
4. Saya tidak begitu akrab dengan teman ini. Di sekolah saya hanya bicara seperlunya saja. Kalau bertemu di jalan biasanya kami hanya saling mengangguk atau sekedar saling senyum atau saling menegur dengan ucapan “hallo” saja. Teman yang saya maksud tersebut adalah………………………………………………………………
5. Saya tidak menyukai teman ini. Saya selalu berusaha untuk menghindari pertemuan dengan teman ini. Saya keberatan kalau ia dimasukkan ke dalam kelompok kami. Teman yang saya maksud tersebut adalah………………………………………………………

Jawaban atau isian terhadap statemen- statemen tersebut disusun dalam suatu tabulasi arah pilih. Pilihan pertama diberi skor 2, pilihan kedua diberi skor 1, pilihan ketiga diberi skor 0, pilihan keempat diberi skor -1 dan pilihan kelima diberi skor -2.

3. Sosiometri Tipe Siapa Dia

Dalam tipe ini disediakan sejumlah statement tentng sifat-sifat individu. Sebagian dari statemen- statemen tersebut mengungkapkan sifat yang positif dan sebagian lagi mengungkapkan sifat yang negatif. Kepada masing-masing anggota kelompok diminta memilih kawan-kawannya yang mempunyai sifat yang cocok dengan yang diungkapkan oleh statemen tersebut. 

Sosiometri tipe ini sering juga disebut tipe “terkalah dia” (guess who). Dan karena pada setiap statemen ada kemungkinan pilihan lebih dari seorang, maka tipe ini sering juga disebut tipe “siapa mereka” (who are they).
Contoh-contoh statemennya antara lain : 
1. Dalam keadaan kelas ini ada teman yang hampir tidak pernah marah walaupun diganggu oleh temannya. Teman tersebut adalah…………………

2. Dalam kelas ini ada teman yang sering murung. Ia jarang bergurau atau bercerita tentang hal-hal yang lucu (joke). Dia / mereka adalah : …………………………………………………………………. 

3. Dalam kelas kami ada teman yang angkuh dan tidak pernah mau menghargai pendapat orang lain. Ia sering marah-marah kalau ada orang lain yang menyangkal pendapatnya. Dia / mereka adalah : …………………………………………………………………. 

4. Dalam kelas ini ada teman yang dapat bekerjasama secara baik dengan setiap orang. Ia bekerja dengan giat dan bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diberikan kepadanya. Dia / mereka adalah………………………………………………………………..

Seperti juga pada tipe nominatif dan tipe skala bertingkat, jawaban atau isian sosiometri tipe “siapa dia / mereka” ditabulasikan dalam tabulasi arah pilih. Agak berbeda dengan tabulasi arah pilih lainnya, pada tabulasi ini tidak dicantumkan daftar pemilih. Yang dicantumkan adalah nomor-nomor itemnya / statemennya. Item-item tersebut diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu : kelompok item positif dan kelompok item negative. Pilihan pada item positif diberi skor 1, sedangkan pilihan pada item negative diberi skor -1.


4. Langkah-langkah dalam Sosiogram

Perlu disadari bahwa biasanya sosiogram tersebut tidak dapat kita buat sekali jadi. Mungkin kita harus mengulangi / memperbaiki sampai dua kali untuk mendapatkan sosiogram yang memadai. 

Untuk mempejelas kualitas pilihan dapat kita gunakan tinta berwarna. Misalnya pilihan pertama ditulis dengan tinta merah, pilihan kedua dengan tinta biru dan pilihan ketiga dengan tinta hijau. 

Terhadap sosiogaram yang kita buat, dianalisis. Dengan analisis tersebut dapat kita ketahui problem hubungan sosial para siswa dalam kelompoknya. Misalnya dalam sosiogram di atas dapat dilihat ada seorang siswa yang terisolir. Kita dapat menggunakan sosiogram ini untuk maksud-maksud remedial. Misalnya dengan menyuruh siswa-siswa lain untuk bergaul dengan siswa yang terisolir tadi. Dengan kata lain menyuruh siswa- siswa lain untuk mengajak siswa yang terisolir tadi dalam kegiatan- kegiatan yang mereka lakukan.

Disamping analisis terhadap sosiogram, dalam sosiometri tipe nominative dapat pula dilakukan analisis alasan. Dalam item-item sosiometri yang diungkapkan di depan, dapat pula dilengkapi dengan meminta para siswa untuk mengemukakan alasan mengapa atau apa alasan ia memilih kawan tertentu. Alasan- alasan para siswa dalam menentukan pilihannya itu, kita buatkan tabulasinya. Dari tabulasi alasan tersebut akan dapat diketahui bagaimana norma-norma hubungan sosial yang diinginkan dalam kelompok tersebut. 

Selain itu, dapat pula dilakukan analisis kepemimpinan. Dalam item-item sosiometri tersebut dapat pula ditambahkan pertanyaan, siapa yang dipilihnya sebagai pemimpin dalam kegiatan bersama yang akan dilakukan. Berdasarkan pilihan-pilihan tersebut, dapat diketahui siapa-siapa yang merupakan pemimpin dalam kelompoknya. Apabila pilihan kepemimpinan tersebut juga disertai dengan alasan-alasan, maka dapat pula diketahui norma kepemimpinan dalam kelompok tersebut.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang hubungan sosial para siswa, maka pertanyaan- pertanyaan sosiometri dapat ditambahkan lagi dengan menanyakan siapa-siapa yang tidak disenanginya dalam melakukan kegiatan atau hal-hal tertentu. 

Berdasarkan jawaban para siswa tentang siapa-siapa yang disenangi dan siapa-siapa yang tidak disenangi dalam melakukan kegiatan atau hal-hal tertentu, maka dapat dilakukan analisis indeks. Dalam analis indeks ini dapat dihitung berapakah jumlah indeks untuk tiap-tiap individu dalam kelompok yang sedang kita nilai. Dalam analisis indeks ini terdapat tiga jenis status, yaitu : status pemilihan atau choice status ( CS ), status penolakan atau rejection status ( RS ), serta status pemilian dan penolakan atau choice rejection status ( CRS ). 

Status pemilihan ( Choice Status ) dicari dengan rumus : 


CS = ∑C
n-1

Keterangan : 
CS = choice status atau status pemilihan
∑S = jumlah pemilih ( choicer )
n = jumlah anggota kelompok atau kelas


Status Penolakan ( rejection status ) dicari dengan rumus : 


RS = O - ∑R
n – 1


Keterangan : 
RS = rejection status atau status penolakan
∑R = jumlah penolakan
n = jumlah individu dalam kelompok atau kelas


Status pemilihan dan penolakan dicari dengan rumus : 


CRS = ∑C - ∑R
n – 1 


Keterangan : 

CRS = choice and rejection status
∑C = jumlah pemilih
∑R = jumlah penolak
n = jumlah individu dalam kelompok / kelas

Indeks CS akan bergerak dari 0 sampai 1. Anak yang paling populer atau yang dipilih oleh semua anggota kelompok indeksnya adalah 1. Sedangkan anak yang tidak mendapat dipilih sama sekali indeksnya 0. 

Indeks RS akan bergerak dari -1 sampai 0. Anak yang diyolak oleh semua orang indeksnya menjadi -1. Sedang yang tudak mendapat penolakan indeksnya menjadi 0. 

Indeks CRS akan bergerak dari -1 sampai dengan 1. Apabila pemilih lebih banyak daripada penolakan, maka indeksnya akanpositif. Sebaliknya, apabila penolakan lebih banyak daripada pemilih, maka indeksnya akan menjadi negatif. 

5. Tujuan Sosiometri

Sosiometri bertujuan untuk mengetahui pilihan, komunikasi, pola interaksi dan struktur hubungan antarindividu dalam suatu kelompok. Terhadap sosiogaram yang kita buat, dianalisis. Dengan analisis tersebut dapat kita ketahui problem hubungan sosial para siswa dalam kelompoknya atau apakah seorang anak itu disukai atau tidak dalam kelompoknya. Misalnya diketahui ada seorang siswa yang terisolir. Kita dapat menggunakan sosiogram ini untuk maksud-maksud remedial. Misalnya dengan menyuruh siswa-siswa lain untuk bergaul dengan siswa yang terisolir tadi. Dengan kata lain menyuruh siswa- siswa lain untuk mengajak siswa yang terisolir tadi dalam kegiatan- kegiatan yang mereka lakukan. Selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah bimbingan terhadap anak yang bersangkutan.


6. Hal yang perlu diperhatikan
Metode sosiometri rupanya merupakan metode pengumpulan data yang makin banyak digunakan. Walaupun demikian, hendaknya digunakan secara hati-hati. Item-item sosiometrik dapat memberikan efek yang kurang baik terhadap beberapa siswa karena merasa terkucilkan setelah tau bahwa ia tidak disukai oleh teman-temannya. Metode ini dapat menyadarkan bahwa ia terkucilkan dan tidak disukai oleh teman-temannya yang sebelumnya tidak disadari.

7. Kesimpulan

Setelah menyusun tugas tentang sosiometri ini dapat disimpulkan bahwa, sosiometri adalah suatu metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Metode ini juga dinilai efektif maka tidak mengherankan jika metode ini banyak dipakai karena metode ini relatif mudah diperaktekkan dan hasinya pun dapat dipergunakan untuk mengetahui siapa-siapa yang kurang disenangi dalam kelompoknya dan sispa-siapa yang disenangi serta populer di kelasnya, sehingga dapat diambil langkah tindak lanjut yang sesuai agar siswa yang kurang disenangi tersebut dapat mengubah perilaku dan sikapnya sehingga tidak lagi dijauhi oleh teman-temannya. Selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah bimbingan terhadap anak yang bersangkutan.

Selain itu, guru pembimbing juga perlu memberikan pengertian kepada siswa –siswa yang lainnya agar tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul dan bersedia menerima perbedaan setiap individu.

Profil Tanah 
Proses pembentukan tanah (genesa) dimulai dari pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah, diikuti pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas tanah ke bagian bawah, dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horizon-horizon tanah. Horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horizon-horizon tanah tersebut akan menghasilkan tanah. Penampang tegak dari tanah menunjukkan susunan horizon tanah yang disebut profil tanah.

Dalam pembuatan profil tanah di lapangan, terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan yaitu : Vertikal, baru dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Profil tanah yang sempurna berturut-turut dari atas ke bawah memiliki horizon O, A, B, dan C. Berikut ini adalah gambar profil tanah seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Pembentukan Horizon Tanah
Ilustrasi Gambar Profil tanah

Pembentukan Horizon Tanah
Pembentukan horizon tanah meliputi :

Horizon Organik
Horizon organik adalah lapisan tanah yang sebagian besar terdiri dari bahan organik, baik masih segar maupun sudah membusuk, terbentuk paling atas di atas horizon mineral.

Horizon Mineral
Horizon mineral adalah lapisan tanah yang sebagian besar mengandung mineral, terbentuk pada horizon A dan B, di atas sedikit horizon C. Horizon ini memiliki ciri sebagai berikut:

1. Akumulasi basa, lempung besi, alumunium, dan bahan organik
2. Terdapat residu lempung karena larutnya karbonat dan garam-garam
3. Hasil perubahan (alterasi) dari bahan asalnya
4. Berwarna kelam
5. Teksturnya berat dan strukturnya lebih rapat

Regolith
Regolith adalah lapisan batuan yang cukup besar yang terbentuk oleh pelapukan batuan induk, sementasi, gleisasi, sedimentasi, dan sebagainya.

Lapisan O1
Lapisan O1 adalah lapisan tanah yang mayoritas berwarna kehitaman sesuai dengan vegetasi penutup (pengaruh dari humus). Sering pula dengan bahan asal, misalnya tulang daun, batang, sisa rubuh hewan. Lapisan ini dinamakan juga lapisan mulsa.

Lapisan O2
Lapisan O2 adalah lapisan tanah sisa organisme yang terurai melalui pelapukan sehingga tidak seutuhnya menampakan lagi bahan asalnya. Lapisan ini disebut juga lapisan humus

Lapisan A1 
Lapisan A1 adalah lapisan tanah yang strukturnya lemah, warna bagian atas masih tersamar-samar dipengaruhi kandungan lapisan organis dan kandungan mineral masih campur dengan bahan organis.

Lapisan A2 
Lapisan A2 adalah lapisan tanah yang sudah ditemukan mineral silika tanah (kuarsa SiO2). Tanah agak gumpal, warna cerah (kepucatan) karena mineral terlarut ke bawah, tekstur kasar, struktur lebih longgar. Lapisan ini disebut horizon eluviasi artinya banyak mengalami pencucian (pada musim hujan air yang meresap kedalam tanah melarutkan mineral).

Lapisan B1
Lapisan B1 adalah horizon peralihan dimana mineral-mineral bahan induk masih nampak dan pencucian masih kecil.

Lapisan B2
Lapisan B2 adalah horizon yang paling maksimal, karena terjadi akumulasi Fe+Mg+Al. Tekstur halus (berat), struktur gumpal (paling padat), dan warna coklat-merah.

Lapisan B3
Lapisan B3 adalah horizon peralihan dari B ke C atau R. Butir-butir mineral dari batuan induk masih nampak (percampuran antara B dengan C).

Lapisan C
Lapisan C adalah horizon mineral bukan dalam bentuk batuan tetapi tersusun bahan-bahan tersendiri dan relatif tidak terpengaruh oleh proses perkembangan tanah.

Lapisan R
Lapisan R adalah lapisan yang belum terurai masih dalam bentuk batuan induk (asli) yang disebut juga parent rock atau bedrock 

Top soil
Top soil adalah lapisan tanah paling atas yang subur dan banyak mengandung bahan organik

Sub soil
Sub soil adalah lapisan tanah di bawah lapisan organis dan memiliki profil yang masih jelas dan yang belum berkembang

Solum tanah
Solum tanah adalah tubuh tanah yang mengalami perkembangan secara genetis. Tubuh tanah meliputi lapisan organis sampai di atas lapisan C.

Popular Posts