Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan dan membagikan sebuah materi Geologi Dasar yaitu Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi. Semoga artikel Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi dapat membantu anda yang sedang mencari materi tentang Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi Silahkan anda simak artikel Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi dibawah ini:


A. Geologi Terktonik
        Gerak yang berasal dari bumi, yang menimbulkan bentuk- bentuk tertentu merupakan akibat dari gejala endogen, yang di sebabkan karena tegangan di kerak bumi. Perubahan kedudukan sedimen disebut deformasi tektonik. Ilmu yang mempelajari dislokasi ialah segala perubahan dari posisi mendatar sedimen- sedimen. Gejala tekanan yang pada umumnya sering muncul adalah gejala tekanan tangensial (tekanan arah mendatar) yang menghasilkan gejala- gejala pelengkungan dan gejala patahan pada sedimen. Sedangkan gaya tarikan biasanya hanya menghasilkan patahan saja. Jika pada sebela gayaa yang bekerja pada sebelah membelah lapisan- lapisan tak begitu besar maka akan terbentuk lipatan tegak.
        Punggung lipatan disebut antiklim dan lembah lipatan dalam istilah tektonik disebut sinklin. Bagian lain dari antiklim dan sinklin disebut sayap antiklin, sayap sinklin dan sayap tegah. Bagian tengah dari sebuah antiklin disebut inti antiklin dan pada sebuah sinklin dinamakan inti sinklin. Dalam penampang  sebuah lipatan tegak maka bidang porosan merupakan garis tegak lurus yang membagi sebuah antiklin atau sinklin dalam bagian – bagian yang sama besarnya. Bidang porosan itu ialah bidang yang membelah sudut antara sayap lipatan menjadi dua. Sedangkan garis potong antara bidang porosan dengan permukaan lapisan. Pada perkembangan selanjutnya maka sayap tengah akan menipis dan kemudian akan dibentuk bdang sesaran, struktur demikian dinamakan sesar sungkup.
       Jikalau daya tekanan bekerja padalapisan yang cair – liat misalnya pada batuan yang terletak jauh di dalam bumi maka akan terbentuk kelopak yang sayap tengahnya tidak menjadi tipis, struktur yang demikian dinamakan lipatan kelopak. Sebuah lipatan rebah adapun urutannya sudah terbalik,yakni lapisan termuda berada di bawah lapisan yang lebih tua. Yang bertentangan dengan hukum superposisi yang mengatakan, lapisan yang terletak di atas di bentuk kemudian mempunyai umur lebih muda. Lembah serta bukit tofografi adalah gejala permukaan, sedangkan antiklin dan siklin merupakan struktur dari batuan dasar yang disebabkan oleh gejala- gejala endogen.
       Pegunungan yang sebagian besar terdiri dari unsur- unsur struktur lipatan disebut pegunungan lipatan. Contohnya ialah pegunungan Jura di Swiss dan Bukit Barisan di Indonesia. Contoh lain dari jenis lipatan ialah lipatan kipas dan lipatan koper. Sebuah lipatan yang terdiri dari bahan yang berlainan, misalnya batuan lunak bergantian dengan batuan yang keras mengalami tekanan maka akan terbantuk lipatan disharmoni atau lipatan tidak teratur.
        Satuan atau kumpulan antiklin dalam sebuah lipatan disebut antiklinorium, dan jika unsure struktur itu terdiri dari sinkli maka disebut sinklinorium.lipatan yang terjadi karena pelongsoran sedimentasi disebut lipatan kaskade contohnya pada pegunungan heivetik di Swiss.

B.     Kubah dan cekungan
         Bentuk liapatn yang lapisannya menunjukkan kemiringan yang menurun ke segala arah disebut kubah. Kubah mempunyai bentuk yang panjang atau bundar telur dan jarang sekali bundar, contoh kubah yang ada di Indonesia ialah kubah Sangiran dimana ditemukan fosil- fosil manusia dan kubah yang terdapat di daerah progo barat.
          cekungan adalah bentuk kebalikan dari kubah yang merupakan depresi dimana kemiringan lapisan menurun menuju kesatu titik ditengah. Kubah dan cekungan yang di bentuk oleh gaya endogen tidak selamanya berimpit dengan bukit dan depresi yang dibentuk oleh erosi.
Ilustrasi Kubah dan Cekungan

C.     Geosinklin dan Geantiklin
          Cekungan yang mengandung lapisan tebal disebut geosinklin, contohnya di Indonesia ialah endapan Tersier Atas di Palembang yang tebalya 6000 meter dan di Kutei dimana endapan ini mencapai tebal 12.000 meter. Geantiklin merupakan pengembungan kerak bumi yang meliputi daerah luas, contohnya geantiklin Barisan yang merupakan tulang punggung dari pulau Sumatera dan Geantiklin Jawa dan Nusa Tenggara. Pada punggung – punggung geantiklin ini di temukan gunung api yang masih aktif. Struktur geantiklin di Jawa tidak terlalu jelas karena tertup oleh hasil bahan peledakan gunung api muda.
Ilustrasi Geosinklin dan Geantiklin

D.   Lipatan Tanpa Diastrophisme
           Sebuah massa melengser di lapisan yang lebih muda makan akan terbentuk struktur – strukur yang di kenal dengan lipatan antarformasi. Lipatan ini diduga terjadi selama sedimentasi berjalan yang di sebabkn oleh pelengseran pada sedimen – sedimen yang bersifat cair liat.  Lipatan letaknya miring kea rah tengah dank e arah lekuk yag terjadi pelengseran, material yag berbeda ialh tuf dan lempung setelh melengser membentuk gejala lipatan yang tidak teratur. Terbentuknya lipata demikian tidak disebabkan oleh gejala endogen atau gejala pembentukan pegunungan akan tetapi di sebabkan oleh erosi yang telah mengeluarkan bahan – bahan tahanan ataupun kemiringan yang besar yang di susun oleh pelengseran karena  gaya gravitasi.
Ilustrasi Lipatan Tanpa Diastrophisme

E.    Gejala Patahan
         Patahan dapat di bentuk oleh gejala tekanan atau tarikan. Jika tekanan bekerja pada batuan yang tidak bersifat cair – liat maka batuan biasanya tidak akan meengkung  akan tetapi segera patah. Retakan dalam batuan sering terjadi tanpa dislokasi, misalnya ole pendinginan ataupun pengerutan dari material – material yang dahulu merupakan massa yang cair pijar.
Ilustrasi Gejala Patahan

F.    Diaklas atau Patahan Tanpa Dislokasi           
         Gejala pembentukan patahan tanpa dislokasi dapat dilihat pada lumpur yang telah kering, dapat kita temukan kerutan yang merupakan jaringan polygon. Adapun penyebabnya yaitu karena kontraksi selama pendinginan berjalan yang menghasilkan diaklas.
         Batuan sedimen kita temukan diaklas yang terjadi sebaga reaksi atas gaya tarikan tekanan torsi. Biasanya menimbulkan kesukaran dalam pengukuran, karena susah sekal dibedakan dari bidag lapisan.
Tanpa gejala retakan, setiap batuan harus seluruhnya dihanjurkan denga dinamika ataupun bahan peledak lainnya. Diaklas juga dapat menimbulkan kesukaran jika kita mengendaki massa batuan yang agak besar.
Ilustrasi Diaklas atau Patahan Tanpa Dislokasi    


G.    Patahan
       Patahan merupakan gejala yang sangat umum pada batuan, terlebihnya pada batuan sedimen. Dalam pembangunak kota San Francisco system patahan di sekitar kota ini di pelajari secara seksama dan kemudian pipa gas dan air dibagun sedapatnya jauh dari garis patahan. Sistem patahan dapat membagi kerak bumi dalam bongkah – bongkah dan ada pula yang menyerupi tangga. Patan demikian disebut patahan jenjang.
       Dalam zona patahan ditemukan batuan yang telah hancur menyerupai tepung dan disebut milonit. Milonit disebaban oelh panas yang terjadi selama gesekan yang dapat mencair dan membentuk batuan yang menyerupai batuan vulkanik dengan struktur gelas yang disebut pseudotachyit.
Ilustrasi Patahan

H.   Sesar mendatar
       Sebuah patahan yang tegak lurus, dengan pergeseran transversal mendatar dapat memotong berkas lipatan suatu pegunungan, patahan tranversal ialah patahan yang memotong normal atu sesar turun.
       Sesar mendatar yang besar ukurannya dan lurus hamper sejajar dengan liptan lurus dimana – man contohnya sesar di San Andreas di Kalifornia.
Ilustrasi Sesar Mendatar

I.       Horst dan Graben
      Jika sebuah jalur batuan terletak antara dua bagian yang tinggi dan masing – masing dari bagian tersebut di pisahkan oleh bidang patahan, maka bagian itu di sebut graben atau terban.
          Jalur batuan yang tinggi di sebut horst atau sembul. Terban atau graben Rhein adalah sebuah graben yang terkenal di Eropa Barat. Lembah Jordan dan laut Mati juga merupakan daerah graben sedangkan daerah horst disini adala dataran tinggi Judea.
Ilustrasi Horst dan Graben

J.      Ilmu Bentuk Batuan Beku
        Dalam garis besar kita kenal dua bentuk besar ialah bentuk ekstrusi dan intrusi.
a.       Bentuk Ekstrusi
Ialah bentuk yang di bangun oleh magma ketika mencapai permukaan bumi. Magma yang telah mencapai permukaan bumi disebut lava. Lava yang cair biasanya membentuk lapisan lava tebal atau luas yang disebut dengan Plateau Basalt (basal datartinggi). Lava yang keluar biasanya melalui celah – celah yang terdapat dalam kerak bumi. Jika sebuah gunung hanya menghasilkan lava maka biasanya bangunan yang dibentuk mempunyai bentuk perisai dan dnamakan gunuung api perisai atau aspit.
b.      Bentuk Intrusi
Magma yang sedang naik mnuju permukaan bumi sering tidak sampai keatas akan tetapi membeku di dalam bumi. Batuan di sekelilingnya biasanya di terobos, diubah. Magma yang mencair biasanya menyelip di antara lapisan sedimen dan membentuk pipihan intrusi. Magma yang kental biasanya tidak membentuk lmpeng intrusi tetapi mendorog batuan yang terletak diatasnya sehingga terjadila struktur kubah. Bentuk batuan demikian disebut lakolit.
 
Ilustrasi Batuan
K.    Intrusi Gelang dan Gang Berbentuk Jorot
        Intrusi gelang adalah pluton (batuan dalam) yang berbentuk silinder ataupun kerucut, biasanya batuan yang di emukan dalam bentuk ini adalah batuan yang berbutir kasar di atas permukaan bumi yang berbentuk jorot juga berbentuk bundar.
        Terjadinya intrusi gelang dan gang jorot menurut beberapa ahli disebabkan oleh gaya – gaya menerobos dari magma dan oleh pengunduran magma itu kembali kedalam bumi. Jika tekanan magma akan berkurang, maka bidang – bidang patahan akan berkembang menurut garis CD dan magma yang membembeku kemudian menjadi patahan yang disebut intrusi gelang.

L.    Batolit
     Badan – badan yang disebut batolit adalah bentuk – bentuk intrusi diskordan yang tidakk mempunyai dasar, badan – badan itu biasanya terdapat didalam inti pegunungan rantai dan biasanya mengikuti jurusan utama dari daerah pegunungan itu. Terbentuknya batolit biasanya bersamaan jalannya dengan pembentukan pegunungan. Bagian atas dari batolit mempunyai bentuk kubah yang tak teratur dan dinding samping dari batuan ini biasanya curam. Susunan batuan ini biasanya bersifat granit atau granodiorit.
    Batolit mempunyai ukuran yang besar antaranya batolit di Alasska kira – kira 1250 mil dan lebarnya 50 mil. Batolit terjadi karena pengisian tempat – tempat kosong dalam kerak bumi. Sebagian para ahli berpendapat bahwa jika magma yang biasanya bersifat granit itu naik ke atas bumi, maka terkadang magma itu mampu menembus permukaan bumi dan membentuk batuan riolit ataupun obsidian.
      Meskipun batuan sebagian besar terdiri dari batuan granit pada umumnya batuan sedimen yang terletak di sekitar batolit tidak menunjukkan gejala dislokasi meskipu batuan itu dimasuki oleh sebuah massa yang besar.
        Sesuatu anggapan yang ekstrim pun muncul  dan berpendapat bahwa terjadinya batuan granit pada batolit disebabkan oleh penukaran atom – atom dalam keadaan yang padat.   

Demikian artikel tentang Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi, Semoga artikel Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi dapat memberikan manfaat untuk anda semua. Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi. Sampai Jumpa Lain Waktu

1 komentar:


  1. bosan tidak tahu mesti mengerjakan apa ^^
    daripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
    F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
    ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^

    BalasHapus

Popular Posts