Tampilkan postingan dengan label Materi Geologi Dasar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Geologi Dasar. Tampilkan semua postingan
Pada kesempatan kali ini  saya akan menjelaskan dan membagikan sebuah materi Geologi Dasar yaitu Pelapukan Batuan Secara Geologi Semoga artikel Pelapukan Batuan Secara Geologi  dapat membantu anda yang sedang mencari materi tentang Pelapukan Batuan Secara Geologi  Silahkan anda simak artikel Pelapukan Batuan Secara Geologi  dibawah ini:
P E L A P U K A N
Pelapukan Batuan Secara Geologi
Ilustrasi Pelapukan Batuan Secara Geologi

Batuan Dasar dan Tanah
Baatuan dasar (“bedrock”) terletak dibawah tanag dipermukaan tanah, ada yang batuan dasar ini dapat dilihat dengan melakukan pengboran-pengeboran. Batuan dasar ini ditutupi oleh tudung atau selubung terdiri dari bataun (“soil”) yang tebalnya bergantian dari beberapa cm sampai beberapa ratusan meter. Disamping dari tubuh tanah lapisan ini terdiri dari lempung, batupasir dan lain-lain material lepas. Batuan dasar yang terletak dipermukaan bumi hampir semuanya telah berubah. Sebagian dari batuan ini telah demikian lapukanya, sehingga dengan gampang sekali dihancurkan. Nyata sekali bahwa batuan tadi telah berubah bagian luarya karena pengerjaan cuaca. Itulah sebabya maka dikatakan bahwa batuan tadi telah mengalami pengerjaan cuaca atau lapukan.

Pelapukan Mekanik
Dalam hal ini batuan-batuan menjadi pecah, sehingga bagian kecilya. Penghancuran mekanik dari batuan-batuan ini dengan atau tidak disertai pengerjaan  kimia dinamakan desingtregasi. Pelapukan kering atau insolasi kita kenal didaerah-daerah gurun sebagai akibat sebagai akibat dari pengkajian matahari. Proses ini terjadi karena pelapukan fisika, dimana tak terdapat perubahan materi pada batuan tersebut. Disebabkan perbedaan temperatur yang besar pada waktu siang dan malam hari, maka batuan akan mengalami ketegangan-ketegan yang menyebabkan batuan-batuan itu patah. Dipadang pasir sering terdengar semacam bunyi letusan disebabkan pecanya batuan-batuan itu.
Bentuk pelapukan lain yang dikenal misalya dipegunungan-pegunungan yang tinggi. Ditemapt-tempat tinggi ini pada sing hari terjadi pencairan salju dan es. Air sebagian hasil dari pecahan ini mengisi retakan-retakan dan celah-celah dalam batuan, dan membeku pada malam hari serta mengambang, sehinga terjadilah ketegangan yang mengakibtkan terjadinya pecahan pada batu itu.
Jasad-jasad organik juga merupakan suatu pakta penting dalam penghancuran batuan menjadi tanah, baik secara mekanik maupun secara kiwiawi. Akar pohon-pohon dapat menembus dinding beton yang tebal pada gedung. Ditepi pantai kita sering melihat batuan yang berlubang disebabkan pemboran yang dilakukan oleh hewan tertentu.
Pelapukan mekanik itu menghasilkan bongkahan batu, yang lambat laun dihancurkan menjadi material-material yang halus. Dengan demikian maka pengerjahan  kimiawi dari batuan dipermudah.

Pelapukan Kimiawi
Sebagian besar dari pelapukan bersamaan jalanya dengan pelarutan atau perubahan material dari batuan. Air yang jatuh kepermukaan bumi tidak saja terdiri atas air murni, akan tetapi selama jatuh itu membawa serta O2, CO2 dari atmosfer dan HCI,NH3 yang berasal dari hasil gunung api. Didalam tanah air ini mengambil pula CO2 dan asamhumus dari tutupan tumbuhan.
Air ini setelah mengambil zat-zat tersebut bekerja melarutkan mengosidasi atau juga meredukasi dan terjadilah reaksi kimia. Reaksi tersebut sukar untuk dibayakan. Selain dari bekerja melarutkan, air mempunyai fungsi memindakan mineral dari satu ketempat lainya. Contoh yang sangat baik sekali dari pelapukan kimia, kita lihat didaerah batuan kapur. Pelapukan demikian terlihat pula didaerah garam, daerah gipsum dan sebagainya.
Pelapukan demikian yang disebabkan oleh larutan air yang memasuki diaklas, rekan dan sebagainya dari batuan, juga terjadi didaerah batuan pasir. Salah satu pelapukan yang sangat sukar dibayakan ialah proses pembentukan tanah, seperti proses terjadinya tanah yang berwarna merah, terlebih didaerah tropic seperti tera rossa, laterit dan sebagainya dalam hal ini biosfer mempunyai hal yang sangat penting.
Penghancuran dari batuan yang dapat mempercepat berubanya sususan materi dari batuan tersebut dekomposisi. Contoh yang terkenal ialah pengerjaan-pengerjaan oksigen dan karbondioksida.
Sepotong baja yang baru dan mengkilat misalya, jikalau dibiarkan begitu saja akan dioksidasi oleh O2 dari udarah dan lambat laun berbentuk warna lapisan yang kunig coklat. Jika pelapukan ini dibiarkan berbulan-bulan maka akhirya baja tadi akan patah dan akhirya akan tinggal debu yang coklat warnanya.
Unsur besi dari baja tersebut telah beraksi dengan O2 dan air sehingga membentuk substasi yang baru ialah Limonit atau Hidroksida besi. Proses diatas adalah sebuah contoh dari oksidasi dan pengerjaan hidrasi.
Sepotong tembaga jikalau dibiarkan begitu saja akan membentuk warna hijau. Reaksi ini dinamakan karbonasi satu proses yang bekerja juga pada batuan. Batuan diatas permukaan bumi mengandung bermacam-macam mineral dan mineral ini beraksi dengan agen pelapukan secara berbeda-beda.
Hanya sebagin dari mineral yang dapat larut pada air biasa, akan tetapi lebih banyak yang larut dalam H2CO3  yang dibentuk jikalau CO2 beraksi dengan air. Umpamanya mineral klasit (CaCO3) hamper tidak larut dalam air biasa, akan tetapi H2CO3 dapat merubanya menjadi Ca (HCO3)2kalsit ini larut dan dihancurkan oleh air melalui lubang dan celah dalam batuan. Kalsiuma karbonat adalah bagian utama dari batuan kapur, dan seperti telah diberikan contoh semula batuan ini dapat melarut.
Oleh sebab felspar terhitung salah satu mineral yang utama dari mineral-mineral pembentuk batuan, maka pelapukan dari felspar ini adalah penting artinya. Jilkalau felspar melapuk maka hasi utama ialah lempung yang sangat penting oleh sebab felspar adalah zat yang umum terdapat dalam selubungan batuan.
Pelapukan kimia dari ortoklas dapat dibayangkan sebab :
KAI Si3O+ H2O + CO2  → lempung (berbagai macam Al silikat yang mengandung air ) +            2S1O2+K2CO3.
Perubahan dari felspar ini memerlukan hujan dan iklaim panas yang cukup. CO2 yang bereaksi, sebagian datang dari udara dan sebagian dari vegetasi yang telah membusuk. Reaksi yang terjadi pada sehubungan batuan yang sebenarya adalah sangat sulit, tak semudah seperti yang dibayangkan diatas dan telah pula dapat diketahui bahwa sebagian besar proses ini adalah biogenetik ialah dengan pertolonagan organism tumbuhan atau binatang.
Lempung sabagai satu hasil utama dari pelapukan felspar, terjadi dari beberapa mineral penting, yang terdapat dalam bagian kecil yang berukuran submikroskopik, hingga sangat susah untuk mempelajarinya. Penyelidikan cahaya X dan mikrosop electron dapat memberikan kepada kita beberapa sifat utama dari mineral ini, akan tetapi banyak dari kenyataan penting belum diketahui  meskipun dengan pertolongan alat modern. Masalah kimia dari lempung adalah satu soal kimia penting dalam kimia koloida.

Eksfolisasi
Batuan massif seperti granit, dorerit, arkosa, dan sebagainya, sering memperlihatkan gejalah pelapukan dimana batuan itu pacah menuruti bidan konsektik. Lapisan atau lempeng terlepas ini dapat berbeda-beda tebalnya; tipis, dari beberapa cm atau tebal samapi bepuluhan meter. Sebagian besar dari batuan dipotong oleh sistem diaklas yang teratur dan pelapukan itu berjalan sepanjang sistem diaklas ini.
Hasilnya ialah berbentuk pelapukan konsetris atau pelapukan sferoidal. Terjadinya eksfolisi itu diterangkan karena selama pelapukan mineral lempung yang dihidrasikan yang dibentuk dari mineral pada batuan, menyebabkan material itu mengembang. Bagian luar yang lapuk dan mengembang itu terlepas dari bagian dalam yang masih segar. Bagian yang segar ini kemudian akan memgalami proses yang sama sehingga pelapukan ini berurutan bekerja kedalam batuan. Pengembangan material akibat pelapukan kimia itu menyebabkan terjadinya eksfoliasi secara mekanik.

Tubuhtanah
Dengan istilah tubuhtanah dimasukan bagian dari tutupan batuan yang sudah demikian lapuk dan yang telah berubah sedemikian rupa, sehinnga dapat mengandung tumbuhan yang berakar. Istilah tubuhtanah ini hampir selalu disalah gunakan dengan semua bagian dari selubungan. Terbentukya tubuhtanah yang baik adalah satu proses yang dengan sangat lambat sekali berjalan. Pertama-tama bagian atas dari selubungan ini dihancurkan sedemikian rupa sehingga dapat mengandung tumbuhan sedikit demi sedikit vegetasi mulai bertumbuh.
Pada umumnya tubuhtanah yang ada dalam demikian sangat miskin atau buruk kwalitasya dan mengandung banyak fragmen bagian besar dari batuan yang hanncur yang sebagian besarya telah berubah. Tubuhtanah demikian disebut tubuhtanah yang belum dewasa. Jikalau kemudian tumbuhan itu musnah, dan sebagian membusuk, maka dihasilakn material organik yang mengandung zat arang yang diambil dari udara selama tubuhan itu masih hidup. Bakteri bertambah banyak dalam tubuhtanah dan beberapa diantaranya peranan yang penting dalam mengambil nitrogen dari udara yang mengkobinasikan dengan unsur lain untuk memungkinkan terbentuknya makanan untuk tumbuhan. Bahan vegetasi yang membusuk itu menghasilkan berbagai asam yang melapukan kimia secara kimia pada tutpan batuan dasar.
Demikianlah maka tubuhtanah berubah terus menerus dengan sangat lambat. Jika erosi tidak menggangu kemajuan yang telah dicapai dan jika banyak terdapat hujan untuk meneruskan pelapukan kimia ini, dan lagi pula bila mengandung vegetasi yang agak lambat maka pembentukan tubuhtanah ini akan dipercepat oleh karna tiap langkah dari perkembangan ini menambah tumbuhan tanaman-tanaman yang pada giriranya menghasilkan material organik. Semua faktor ini memeprcepat perkembangan pembentuk tubuhtanah.
Lambat laun perkembangan tubuhtanah tumbuh lebih kedalam dan jikalau semua fragmen batuan telah hilang terkecuali bagian mineral yang sukar lapuk, maka tubuhtanah demikian dikatakan telah dewasa. “Topsoil” biasanya mempunyai warna yang lebih tua dibandikan “Subsoil” yang diletaknya dibawah. Pada umumya tumbuhan tubuhtanah yang telah dewasa ini mengandung lapisan yang nyata, tiap lapisan dari beberapa cm sampai beberapa meter.
Tubuhtanah yang belum dewasa merefleksikan sifat dari batuan yang terletak dibawahnya. Tubuhtanah demikian dibawah batuan granit kaya akan lempung yang dibentuk dari pelapukan felsper. Tubuhtanah ini banyak mengandung bagian kecil dari kwarsa dan lain bahan dari batuan granit, kesemuanya lepas akan tetapi tak berubah. Besi yang berasal dari biotit atau hornblenda telah dioksidasikan dan limonit yang dihasilakn memberi warna kuning pada lempung.
Tubuhtanah yang berasal sebagian dari schali dan sebagian dari batuan kapur, mengandung banyak lempung dan sangat kaya akan kalsium karbonat.
Untuk mengembangkan pengaruh iklim pada tubuhtanah, maka disi akan diberi contoh pertumbuhan dua macam tubuhtanah yang berlainan. Ditanah daerah subtropik tubuhtanah yang tinggi, yaitu zat organik yang dapat dari tumbuhan.
Didaerah-daerah tropik, temperatur rata-rata yang tinggi menstimulasikan yang terbentuk secepat mungkin dihancurkan oleh bakteri ini. Humus daerah tropik yang rendah letaknya hanya terdapat dirawa-rawa. Didaerah rawa-rawa bakteri aerobic tidak dapt berkembang baik, karena air memisakan hawa dan humus. Pengerjaan-pengerjaan bakteri akan kecil sekali, sehingga dengan demikian humus dapat bertimbun dirawa-rawa tropika.
Dengan adanya humus, maka air yang menebus tubuhtanah lambat laun mengelurakan substansi yang tertentu, terlebih oksida besi dan oksida aluminum. Jikalau tidak ada humus, maka air tak dapat atau susah memindakan substansi, sehingga substansi ini berkumpul dalam tubuhtanah. Itulah sebabnya maka tubuhtanah pada umumya didaerah tropika, sangat kaya akan aluminium dan besi, pada banyak daerah-daerah mempunyai warna merah sebab besi yang dioksidasikan. Tubuhtanah demikian disebut laterit. Dalam laterit yang lebih tua, hidrosida ini akan terkonsentrasi dalam makan untuk tumbuhan sangat kurrang, sehingga sangat sedikit sekali tubuhtanah yang dapat hidup, meskipun didarah yang akan kaya hujan. Tubuhtanah yang demikian menutupi darerah yang luas seperti India dan Brazil.
Perkembangan yang ektrim dari tubuhtanah yang ekstrim dari tubuhtanah yang kaya akan aluminium menghasilkan akumulasi dan bauksit yang menghasilkan logam aluminium. Pengethuan penting yang tersendiri dan mempunyai hubungan rapat dengan ilmu-ilmu kimi dan fisika.   

Demikian artikel tentang Pelapukan Batuan Secara Geologi. Semoga artikel Pelapukan Batuan Secara Geologi dapat memberikan manfaat untuk anda semua. Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Pelapukan Batuan Secara Geologi  Sampai Jumpa Lain Waktu.
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan dan membagikan sebuah materi Geologi Dasar yaitu Pengertian Batuan - Materi Geologi Semoga artikel Pengertian Batuan - Materi Geologi dapat membantu anda yang sedang mencari materi tentang Pengertian Batuan - Materi Geologi Silahkan anda simak artikel Pengertian Batuan - Materi Geologi dibawah ini:


Pengertian Batuan 
Pengertian Batuan - Materi Geologi
Ilustrasi Batuan

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam kedaan membeku atau keras. Batauan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama dari materi bumi. Beberapa batuan terutama tersusun dari sejenis mineral saja, dan sebagian kecilnya di bentuk oleh gabungan mineral, bahan organik, serta bahan-bahan vulkanik lainnya, serta kombinasi semua komponen tersebut. 

Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan tekstur partikel unsur dan proses yang membentuk. Ciri-ciri ini mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi dari satu jenis batuan yang lain di gambarkan oleh model geologi. 

Pembagian kelas ini dibuat dengan berdasarkan: 
1. Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat didalam batu. 
2. Tekstur batu yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral didalam batu 
3. Struktur batu yaitu susunan hablur mineral didalam batu. 
4. Proses pembentukan 

Batu-batu secara umum biasa dibagi menjadi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu dibagi kepada tiga kumpulan yang besar yaitu: 

1. Batu beku 

2. Batu sedimen ( Endapan) 

3. Batu metamorf ( Malihan) 


Batu igneus adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batu endapan melalui endapan dan tekanan bahan tertentu, dan batuan metamorfosis melalui salah satu dari dua cara yang disebut terdahulu setelah berubah akibat suhu dan tekanan. Dalam kasus-kasus dimana bahan organik meninggalkan jejak dirinya pada batu, hasil ini dikenal sebagai fosil.

Demikian artikel tentang Pengertian Batuan - Materi Geologi. Semoga artikel Pengertian Batuan - Materi Geologi dapat memberikan manfaat untuk anda semua. Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Pengertian Batuan - Materi Geologi. Sampai Jumpa Lain Waktu
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan dan membagikan sebuah materi Geologi Dasar yaitu Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar Semoga artikel Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar dapat membantu anda yang sedang mencari materi tentang Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar Silahkan anda simak artikel Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar dibawah ini:

BATUAN BEKU

Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar
Ilustrasi Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar


A. Pengertian Konsep 

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari magma baik dibawah permukaan bumi maupun diatas permukaan bumi. 


B. Tekstur Batuan Beku 

Tekstur batuan beku didefinisikan sebagai hubungan antara massa mineral dan massa gelas yang membentuk massa yang menata dari batuan. William, 1982 mengemukakan teori terkait dengan tekstur batuan. 
1. Derajat Kristalisasi Keadaan proporsi antara massa kristal dan massa gelas dalam batuan. Dikenal 3 kelas derajat kristalisasi yaitu Holokristalin, Hipokristalin, Holohyalin. 
2. Granularitas : ukuran buti kristal dalam batuan beku. Dua kelompok tekstur batuan : Fanerik dan Afanitik.
3. Kemas : meliputi brntuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan. 

a. Bentuk butir : Euhedral, Subhedral, Anhedral. 

b. Relasi (hubungan antar butir) 
1. Granuler terdiri dari Parnidiomorfik granular, Hipidiomorfik granular, Allotrimofik granular. 
2. Innequi granular terdiri dari parfiritik, dan vitroverik. 
3. Tekstur khusus terdiri dari intergarnular, trakkitik, dan diabasik.


C. Struktur Batuan Beku 

1. Amasif tidak adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya. 
2. Struktur Bantal yaitu struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu dicirikan oleh massa dengan kenampakan seperti kubah-kubah yang saling bersusun dan tumpang tindih. 
3. Struktur versikular dalam lava banyak terkandung gas-gas yang segera dilepaskan setelah tekanan menurun. 4. Struktur Aliran yaitu lava yang disemburkan tidak ada dalam keadaan homogen dalam perjalanannya menuju kepermukaan. 
5. Struktur kekar (“jointing structure”). Kekar adalah bidang bidang pemisah yang terdapat dalam semua jenis batuan. Susunan kekar antara lain :
a. Kekar tiang (“columnar joint”).
b. Kekar lempeng (“sheeting joint”).
6. Struktur Amigdaloidal yaitu struktur pada batuan beku dimana lubang-lubang gas yang ada telas terisi oleh mineral-mineral sekunder. 
7. Struktur Weldeel yaitu struktur pada batuan beku yang kenampakan lubang-lubang, dimana lubang-lubang tersebut bukanlah lubang-lubang gas akan tetapi bekas-bekas mineral yang terlepas dari batuan induknya akibat suatu proses pencucian.


D. Penggolongan Batuan Beku 

1. Berdasarkan Genetik = asal mulajadi
a. Batuan ekstrusi
b. Batuan instrusi 
2. Berdasarkan Mineralogi 3. Berdasarkan Komposisi Kimia 


E. Klasifikasi Penanaman Batuan Beku 

1. Batuan dalam 
2. Batuan gang 
3. Batuan lelehan



Demikian artikel tentang Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar . Semoga artikel Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar dapat memberikan manfaat untuk anda semua. Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Pengertian Batuan Beku - Geologi Dasar. Sampai Jumpa Lain Waktu
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan dan membagikan sebuah materi Geologi Dasar yaitu Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi Semoga artikel Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi dapat membantu anda yang sedang mencari materi tentang Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi Silahkan anda simak artikel Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi dibawah ini:
A. BUMI 
 Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi
Ilustrasi  Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi 

1. Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi

Banyak astronomi dan geologi berpendapat bahwa bumi dan planet lainnya terbntuk dari proses aglomerasi masa jagad raya yang telah mendingin (planetisimal) atau proses pendinginan dan kondensasi gas panas matahari (nebular). Dalam teori nebular ini dianggap bahwa selama perkembangannya, gas panas akan mengalami radiasidan kehilangan partikel tenaga sehingga lama-lama mendingin, terkondensasi dan akhirnya memadat. Gaya tarik bumi terjadi diferensiasi antara hadil kondensasi dengan gas pada saat proses pendinginan berlangsung, senhingga akhirnya akan terbentuk magma primer yang deselubungi selaput gas, yang sangat berbeda dengan atmosfer sekrang yang disebut pneumatosfer. (Rittmann, 1962). 
2. Susunan Bumi Penyelidikan yang dilakukan para ahli seismologi menggunakan alat-alat seismograf (alat pencatat gempat) menghasilkan suatu teori bahwa pada saat gempa bumi, telah terjadi perambatan bergbagai macam gelombang. 
3. Akhir jenjang ke-3 adalah pneumatosfer (larutan pegmatitik). 
4. Akhir jenjang ke-4 adalah pneumatosfer terubah (larutan pneumatolitik). 
5. Akhir jenjanh ke-5 adalah atmosfer mula-mula tanpa oksigen, pembentukan magma dan magma anatektik terjadi pada lapisan paling dalam, yaitu setelah kerak simatik pada bagian dsarnya. 
6 Akhir jenjang ke-6 oleh differensiasi metamorfis dan pembubunan plutonisma lapisan protosial dipisahkan menjadi sial bagian atas. Geosiklin pertama terbentuk pada pinggiran benua, dimana dari daerah tersebut berkembang proses orogenesa. Dengan demikian Konsep Uniformitarianisme dari Lyell terbukti. Dari hasil penelitian ditunjukan bahwa suatu gelombang getaran tertentu yang menembus bagian dalambumi menunjukan bahwa semakin dalam semakin besar kecepatannya. Jenis batuan penyusun kerak bumi dari batuan beku, batuan sendimen dan batuan metamorf(pirson & knopf, 1957). Batuan Berat jenis (gram/cm3) Granit Andesit Diorit Gabro Peridolit Dunit Batu pasir Batugampaing Marmer Gneis 2,5 – 2,7 1,6 – 2,6 2,8 – 2,9 3,0 2,6 – 2,8 3,2 - 3,3 2,2 – 2,8 2,5 – 2,7 2,7 2,6 – 3,1 
Pembagian bumi menurut Suess & Wiechert adalah : 
1) Kerak bumi yang mempunyai ketebalan 30-70 km, dari batuan basa dan asam. Berat jenis lapisan ini kurang lebih 2,7.
 2) Selubung bumi atau sisik silikat, mempunyai ketebalan 1.200 km dan berat jenis 3,4 -4. 
3) Lapisan atau chalkosfera, merupakan sisik oksida dan sulfida dengan ketebalan 1.700 km dan berat jenis 6,4. 
4) Inti besi nikel atau beris fera, berjari-jari 3.500 km dan berat jenis 9,6. 
3. Susunan Kimia Bumi Kerak bumi dibebedakan menjadi kerak samudra dan kerak benua. Kerak bumi susunan kimianya didominasi unsur-unsur silikat magnesium, besi, alumunium, kalsium dan unsur-unsur alkali serta silika bebas (SiO2). Pada kerak samudra terdiri dari sedikit kalsium, magnesium dan besi, dan teramat sedikit potasium, sodium dan silika. Mantel dengan kedalaman 2.900 km dimana komposisi unsur-unsur penyusunnya adalah magnesium + silikat besi, tidak menggabungkan besi dan sedikit sulfida besi. 
4. Ciri Fisik Bumi Memiliki beberapa sifat khusus, dimana sifat-sifat ini datang pertama bumi ada, dan kemudian berkembang dan pada umumnya tidak berubah sejak awal terbentuknya bumi. 
a. Gaya Tarik Bumi 
b. Ukuran Bumi 
c. Magnet Bumi 
d. Suhu Bumi 
e. Atmosfer, Hidrosfer dan Biosfer 


B. Magma 
 Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi
Ilustrasi  Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi 


1. Pengertian Magma 
Magma adalah cairan atau silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mudah bergerak (mobile), bersma antara 90 – 100 derajat C dan berasala dan terbentuk pada kerak bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas. (F.F Grounts, 1947; Turner & Verhoogen, 1960; H. Williams 1962). 

2. Asal-Usul & Pembentukan Magma 
Para ahli dan volkanologi berpendapat bahwa panas bumi berasl dari prose “ pembusukan “ mineral radioktif. Pada suatu unsur radioaktif yang terkandung pada suatu mineral, pada saat unsur tersebut menurun (desintegration) menjadi unsur radioaktifyang susunannya lebih stabil akan mengeluarkan sejumlah bahan (tenaga). Panas yang mampu melelehkan batuan disekitarnya. Syarat yang dibutuhkan bagi suau proses pembentukan magma (Ringwood, 1975) adalah : 
a. Bahan kerak dimana lelehan bahan kerak (magma anateknik) apabila sempurna akan membentuk magma sinteksis, jika prosesnya tidak sempurna maka hanya akan terbentuk neomorfis saja. 
b. Bahan selubung dimana dalam laporan ini terdapat basal perdolit dengan perbandingan 1:3. 
c. Sedimen cekungan. Rittmann (1967) berpendapat bahwa ada 2 kerabat suite magma yaitu kerabat simatik (simatic suite) dan kerabat sialik (sialic suite). Berasar dari samudra adalah hasil “juvenil” yang berasal dari primary magma shell. 

3. Evolusi magma
 Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-prose sebagai berikut :
 a. Hibridasi = pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma yang berlainan jenis. 
b. Sintesis = pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping. 
c. Anateksis = proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar. 

Proses difrensiasi magma meliputi : 
a. Fragsinasi : proses pemisahan kristal-kristal dari larutan magma, karena proses kristalisasi berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu pendinginan tidak dapat mengubah perkembangan. Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan tiba-tiba. 
b. Crystal Settling/Grafitational Settling : pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperluas magmapada bagian dasar wadk. Disini mineral slikat berat terletak dibawah. 
c. Liqud Immisbility : larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah menajdi larutan yang masing-masng akan membelah membentuk bahan heterogen. 
d. Crystal Flotation pengembangan kristal ringan dari sodium dan potasium yang akan memperkaya magma bagian atas dari waduk magma. 
e. Vesiculation : proses dimana magma yang mengandung komponen seperti CO2, SO2, S2, Cl2, h2O sewaktuk naik kepermukaan membentuk gelembung-gelembung gas dan membawa serta komponen colatil sodium (Na) dan potasium (K).
 f. Diffusion : bercampurnya batuan-batuan dinding dengan mahma didalam waduk magma secara lateral.

 4. Sifat-sifat Magma 
a. Sifat Fisik Magma 
1) Viskositas dan Berat Jenis Magma Viskossitas diartikan sebagai peltakan atau ketahanan subtansi (bahan) terhadap gerak aliran sedangkan Fluidity (sifat mengalir).magma yang memiliki viskositas rendah akan mempuanyai fluidity tinggi (mudah mengalir) sehingga lambat membeku. Sementara magma deng viskositas tinggi akan mempunyai fluidity rendah (lambat mengalir) sehingga akan cepat membeku. Satuan viskositas adalah poise atau gram/cm/detik, pada tekanan 1 atmosfer. 
Faktor-faktor berpengaruh pada viskositas magma adalah : 
1. Kandungan gas 
2. Kandungan air (H2O) 
3. Jumlah kandungan zat padat dan kecepatan melarutnya dalam ciran (magma) 
4. Kandungan kimiawi magma
 5. Suhu magma
 6. Tekanan muatan 
2) Suhu magma b. Sifat-sifat kimia magma 5. Jenis dan klasifikasi magma
 a. Berdasarkan % berat perbandingan alkali (alkali ratio weight %)
 b. Berdasarkan % berat oksida (unsur non volatil) 
c. Berdasarkan harga alkali kimia index 
d. Berdasarkan kandungan Sio2 atau derajat keasaman (acidity) 
e. Berdasarkan Kandungan gas 
f. Berdasarkan harga suite index 
g. Berdasarkan harga index pembekuan
 h. Berdasarkan harga kimiawi dan mineralogi 
i. Berdasarkan genesa

Demikian artikel tentang Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi . Semoga artikel Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi dapat memberikan manfaat untuk anda semua. Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Sejarah dan Hipotesis Kejadian Bumi. Sampai Jumpa Lain Waktu
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan dan membagikan sebuah materi Geologi Dasar yaitu Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi. Semoga artikel Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi dapat membantu anda yang sedang mencari materi tentang Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi Silahkan anda simak artikel Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi dibawah ini:


A. Geologi Terktonik
        Gerak yang berasal dari bumi, yang menimbulkan bentuk- bentuk tertentu merupakan akibat dari gejala endogen, yang di sebabkan karena tegangan di kerak bumi. Perubahan kedudukan sedimen disebut deformasi tektonik. Ilmu yang mempelajari dislokasi ialah segala perubahan dari posisi mendatar sedimen- sedimen. Gejala tekanan yang pada umumnya sering muncul adalah gejala tekanan tangensial (tekanan arah mendatar) yang menghasilkan gejala- gejala pelengkungan dan gejala patahan pada sedimen. Sedangkan gaya tarikan biasanya hanya menghasilkan patahan saja. Jika pada sebela gayaa yang bekerja pada sebelah membelah lapisan- lapisan tak begitu besar maka akan terbentuk lipatan tegak.
        Punggung lipatan disebut antiklim dan lembah lipatan dalam istilah tektonik disebut sinklin. Bagian lain dari antiklim dan sinklin disebut sayap antiklin, sayap sinklin dan sayap tegah. Bagian tengah dari sebuah antiklin disebut inti antiklin dan pada sebuah sinklin dinamakan inti sinklin. Dalam penampang  sebuah lipatan tegak maka bidang porosan merupakan garis tegak lurus yang membagi sebuah antiklin atau sinklin dalam bagian – bagian yang sama besarnya. Bidang porosan itu ialah bidang yang membelah sudut antara sayap lipatan menjadi dua. Sedangkan garis potong antara bidang porosan dengan permukaan lapisan. Pada perkembangan selanjutnya maka sayap tengah akan menipis dan kemudian akan dibentuk bdang sesaran, struktur demikian dinamakan sesar sungkup.
       Jikalau daya tekanan bekerja padalapisan yang cair – liat misalnya pada batuan yang terletak jauh di dalam bumi maka akan terbentuk kelopak yang sayap tengahnya tidak menjadi tipis, struktur yang demikian dinamakan lipatan kelopak. Sebuah lipatan rebah adapun urutannya sudah terbalik,yakni lapisan termuda berada di bawah lapisan yang lebih tua. Yang bertentangan dengan hukum superposisi yang mengatakan, lapisan yang terletak di atas di bentuk kemudian mempunyai umur lebih muda. Lembah serta bukit tofografi adalah gejala permukaan, sedangkan antiklin dan siklin merupakan struktur dari batuan dasar yang disebabkan oleh gejala- gejala endogen.
       Pegunungan yang sebagian besar terdiri dari unsur- unsur struktur lipatan disebut pegunungan lipatan. Contohnya ialah pegunungan Jura di Swiss dan Bukit Barisan di Indonesia. Contoh lain dari jenis lipatan ialah lipatan kipas dan lipatan koper. Sebuah lipatan yang terdiri dari bahan yang berlainan, misalnya batuan lunak bergantian dengan batuan yang keras mengalami tekanan maka akan terbantuk lipatan disharmoni atau lipatan tidak teratur.
        Satuan atau kumpulan antiklin dalam sebuah lipatan disebut antiklinorium, dan jika unsure struktur itu terdiri dari sinkli maka disebut sinklinorium.lipatan yang terjadi karena pelongsoran sedimentasi disebut lipatan kaskade contohnya pada pegunungan heivetik di Swiss.

B.     Kubah dan cekungan
         Bentuk liapatn yang lapisannya menunjukkan kemiringan yang menurun ke segala arah disebut kubah. Kubah mempunyai bentuk yang panjang atau bundar telur dan jarang sekali bundar, contoh kubah yang ada di Indonesia ialah kubah Sangiran dimana ditemukan fosil- fosil manusia dan kubah yang terdapat di daerah progo barat.
          cekungan adalah bentuk kebalikan dari kubah yang merupakan depresi dimana kemiringan lapisan menurun menuju kesatu titik ditengah. Kubah dan cekungan yang di bentuk oleh gaya endogen tidak selamanya berimpit dengan bukit dan depresi yang dibentuk oleh erosi.
Ilustrasi Kubah dan Cekungan

C.     Geosinklin dan Geantiklin
          Cekungan yang mengandung lapisan tebal disebut geosinklin, contohnya di Indonesia ialah endapan Tersier Atas di Palembang yang tebalya 6000 meter dan di Kutei dimana endapan ini mencapai tebal 12.000 meter. Geantiklin merupakan pengembungan kerak bumi yang meliputi daerah luas, contohnya geantiklin Barisan yang merupakan tulang punggung dari pulau Sumatera dan Geantiklin Jawa dan Nusa Tenggara. Pada punggung – punggung geantiklin ini di temukan gunung api yang masih aktif. Struktur geantiklin di Jawa tidak terlalu jelas karena tertup oleh hasil bahan peledakan gunung api muda.
Ilustrasi Geosinklin dan Geantiklin

D.   Lipatan Tanpa Diastrophisme
           Sebuah massa melengser di lapisan yang lebih muda makan akan terbentuk struktur – strukur yang di kenal dengan lipatan antarformasi. Lipatan ini diduga terjadi selama sedimentasi berjalan yang di sebabkn oleh pelengseran pada sedimen – sedimen yang bersifat cair liat.  Lipatan letaknya miring kea rah tengah dank e arah lekuk yag terjadi pelengseran, material yag berbeda ialh tuf dan lempung setelh melengser membentuk gejala lipatan yang tidak teratur. Terbentuknya lipata demikian tidak disebabkan oleh gejala endogen atau gejala pembentukan pegunungan akan tetapi di sebabkan oleh erosi yang telah mengeluarkan bahan – bahan tahanan ataupun kemiringan yang besar yang di susun oleh pelengseran karena  gaya gravitasi.
Ilustrasi Lipatan Tanpa Diastrophisme

E.    Gejala Patahan
         Patahan dapat di bentuk oleh gejala tekanan atau tarikan. Jika tekanan bekerja pada batuan yang tidak bersifat cair – liat maka batuan biasanya tidak akan meengkung  akan tetapi segera patah. Retakan dalam batuan sering terjadi tanpa dislokasi, misalnya ole pendinginan ataupun pengerutan dari material – material yang dahulu merupakan massa yang cair pijar.
Ilustrasi Gejala Patahan

F.    Diaklas atau Patahan Tanpa Dislokasi           
         Gejala pembentukan patahan tanpa dislokasi dapat dilihat pada lumpur yang telah kering, dapat kita temukan kerutan yang merupakan jaringan polygon. Adapun penyebabnya yaitu karena kontraksi selama pendinginan berjalan yang menghasilkan diaklas.
         Batuan sedimen kita temukan diaklas yang terjadi sebaga reaksi atas gaya tarikan tekanan torsi. Biasanya menimbulkan kesukaran dalam pengukuran, karena susah sekal dibedakan dari bidag lapisan.
Tanpa gejala retakan, setiap batuan harus seluruhnya dihanjurkan denga dinamika ataupun bahan peledak lainnya. Diaklas juga dapat menimbulkan kesukaran jika kita mengendaki massa batuan yang agak besar.
Ilustrasi Diaklas atau Patahan Tanpa Dislokasi    


G.    Patahan
       Patahan merupakan gejala yang sangat umum pada batuan, terlebihnya pada batuan sedimen. Dalam pembangunak kota San Francisco system patahan di sekitar kota ini di pelajari secara seksama dan kemudian pipa gas dan air dibagun sedapatnya jauh dari garis patahan. Sistem patahan dapat membagi kerak bumi dalam bongkah – bongkah dan ada pula yang menyerupi tangga. Patan demikian disebut patahan jenjang.
       Dalam zona patahan ditemukan batuan yang telah hancur menyerupai tepung dan disebut milonit. Milonit disebaban oelh panas yang terjadi selama gesekan yang dapat mencair dan membentuk batuan yang menyerupai batuan vulkanik dengan struktur gelas yang disebut pseudotachyit.
Ilustrasi Patahan

H.   Sesar mendatar
       Sebuah patahan yang tegak lurus, dengan pergeseran transversal mendatar dapat memotong berkas lipatan suatu pegunungan, patahan tranversal ialah patahan yang memotong normal atu sesar turun.
       Sesar mendatar yang besar ukurannya dan lurus hamper sejajar dengan liptan lurus dimana – man contohnya sesar di San Andreas di Kalifornia.
Ilustrasi Sesar Mendatar

I.       Horst dan Graben
      Jika sebuah jalur batuan terletak antara dua bagian yang tinggi dan masing – masing dari bagian tersebut di pisahkan oleh bidang patahan, maka bagian itu di sebut graben atau terban.
          Jalur batuan yang tinggi di sebut horst atau sembul. Terban atau graben Rhein adalah sebuah graben yang terkenal di Eropa Barat. Lembah Jordan dan laut Mati juga merupakan daerah graben sedangkan daerah horst disini adala dataran tinggi Judea.
Ilustrasi Horst dan Graben

J.      Ilmu Bentuk Batuan Beku
        Dalam garis besar kita kenal dua bentuk besar ialah bentuk ekstrusi dan intrusi.
a.       Bentuk Ekstrusi
Ialah bentuk yang di bangun oleh magma ketika mencapai permukaan bumi. Magma yang telah mencapai permukaan bumi disebut lava. Lava yang cair biasanya membentuk lapisan lava tebal atau luas yang disebut dengan Plateau Basalt (basal datartinggi). Lava yang keluar biasanya melalui celah – celah yang terdapat dalam kerak bumi. Jika sebuah gunung hanya menghasilkan lava maka biasanya bangunan yang dibentuk mempunyai bentuk perisai dan dnamakan gunuung api perisai atau aspit.
b.      Bentuk Intrusi
Magma yang sedang naik mnuju permukaan bumi sering tidak sampai keatas akan tetapi membeku di dalam bumi. Batuan di sekelilingnya biasanya di terobos, diubah. Magma yang mencair biasanya menyelip di antara lapisan sedimen dan membentuk pipihan intrusi. Magma yang kental biasanya tidak membentuk lmpeng intrusi tetapi mendorog batuan yang terletak diatasnya sehingga terjadila struktur kubah. Bentuk batuan demikian disebut lakolit.
 
Ilustrasi Batuan
K.    Intrusi Gelang dan Gang Berbentuk Jorot
        Intrusi gelang adalah pluton (batuan dalam) yang berbentuk silinder ataupun kerucut, biasanya batuan yang di emukan dalam bentuk ini adalah batuan yang berbutir kasar di atas permukaan bumi yang berbentuk jorot juga berbentuk bundar.
        Terjadinya intrusi gelang dan gang jorot menurut beberapa ahli disebabkan oleh gaya – gaya menerobos dari magma dan oleh pengunduran magma itu kembali kedalam bumi. Jika tekanan magma akan berkurang, maka bidang – bidang patahan akan berkembang menurut garis CD dan magma yang membembeku kemudian menjadi patahan yang disebut intrusi gelang.

L.    Batolit
     Badan – badan yang disebut batolit adalah bentuk – bentuk intrusi diskordan yang tidakk mempunyai dasar, badan – badan itu biasanya terdapat didalam inti pegunungan rantai dan biasanya mengikuti jurusan utama dari daerah pegunungan itu. Terbentuknya batolit biasanya bersamaan jalannya dengan pembentukan pegunungan. Bagian atas dari batolit mempunyai bentuk kubah yang tak teratur dan dinding samping dari batuan ini biasanya curam. Susunan batuan ini biasanya bersifat granit atau granodiorit.
    Batolit mempunyai ukuran yang besar antaranya batolit di Alasska kira – kira 1250 mil dan lebarnya 50 mil. Batolit terjadi karena pengisian tempat – tempat kosong dalam kerak bumi. Sebagian para ahli berpendapat bahwa jika magma yang biasanya bersifat granit itu naik ke atas bumi, maka terkadang magma itu mampu menembus permukaan bumi dan membentuk batuan riolit ataupun obsidian.
      Meskipun batuan sebagian besar terdiri dari batuan granit pada umumnya batuan sedimen yang terletak di sekitar batolit tidak menunjukkan gejala dislokasi meskipu batuan itu dimasuki oleh sebuah massa yang besar.
        Sesuatu anggapan yang ekstrim pun muncul  dan berpendapat bahwa terjadinya batuan granit pada batolit disebabkan oleh penukaran atom – atom dalam keadaan yang padat.   

Demikian artikel tentang Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi, Semoga artikel Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi dapat memberikan manfaat untuk anda semua. Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Bentuk - Bentuk Arsitektonik Kerak Bumi. Sampai Jumpa Lain Waktu

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan dan membagikan sebuah materi Geologi Dasar yaitu tentang Susunan Bumi dan Penjelasannya. Semoga artikel Susunan Bumi dan Penjelasannya dapat membantu anda yang sedang mencari materi tentang Susunan Bumi dan Penjelasanya. Silahkan anda simak artikel Susunan Bumi dan Penjelasanya dibawah ini:

Teori-Teori Tentang Susunan Dalam Bumi
Seseorang ahli filsafat pertama yang mengemukakan tentang susunan dalamnya bumi ialah Plato. Plato berpendapat bahwa bumi itu terdiri dari sebuah massa yang cair pidjar dan dikelilingi oleh lapisan batuan atau kerak bumi. Massa yang cair-pidjar itu berasal yang berasal dari inti bumi, kadang-kadang keluar mencapai permukaan bumi, melalui pipa-pipa gunungapi dalam bentuk lava.
Teori yang lebih modern tentang susunan dalamnya bumi didasarkan pada hipotesis Kant- Laplace. Kant –Laplace mengatakan bahwa bumi ini selama bermilyaran tahun yang lalu, dilepaskan dari matahari dalam bentuk bola gas yang pidjar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan.
Penyelidikan-penyelidikan Seismologi (ilmu gempa bumi) dengan pertolongan alat-alat Seismograf (alat pencatat gempa bumi) memberi pandangan-pandangan lain mengenai dalaman bumi. Catatan-catatan dari hasil penyelidikan Seismologi menggunakan Seismograf disebut Seismogram.
Dari penyelidikan Seismologi terbukti bahwa didalam bumi terdapat lapisan-lapisan yang dibatasi oleh bidang-bidang Diskontinu (tak bersambung). Bidang Diskontinu yang pertama ditemukan pada jarak kira-kira 60km dari permukaan bumi dan dinamakan bidang Diskontinu Mohorovicic. Bidang-bidang Diskontinu ditemukan juga pada jarak 1200 km, 2900 km dari permukaan bumi. Dari jarak 2900 km terdapat bola yang berjari-jari 3500 km kepusat bumi. Bola ini disebut dengan Inti bumi. Daerah dibawah 60 km disebut Substratum (lapisan bawah). Substratun ini berada dalam keadaan Laten (padat liat), artinya massa disini bersifat padat, tetapi dapat berubah menjadi padat liat jika terjadi perubahan tekanan.
Dari penyelidikan Seismologi, dapat didakan pembagian mengenai susunan bumi. Berat jenis kerak bumi adalah 2,7 samapai 3,3 sedangkan berat jenis seluruh bumi adalah 5,52. Dengan demikian maka dapat dianggap bahwa berat Inti bumi ialah 10. Sifat batuan yang berbeda-beda dari lapisan-lapisan bumi itu, dianggap benar berdasarkan ketentuan-ketentuan yang kita dapat dari meteorit-meteorit. Meteorit-meteorit terbentuk dari penghancuran planet-planet di alam raya.kita dapat membedakan meteorit batuan, yang dapat dianggap dari kerak planet dengan susunan 36% Si, 24% Fe, 13% Mg. Berat jenis benda ini 3,8. Meteorit besi, yang dianggap berasal dari inti planet mempunyai susunan kira-kira 90% Fe, 8% Ni, dengan berat jenis 8,5.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan ini banyak penyelidik berpendapat bahwa inti bumi itu juga terdiri dari unsur-unsur besi dan nikel yang oleh Suess disebut Nife, (dari nekel dan ferrum). Suess dan Wiechert mengadakan pembagian dari bumi sbb:
a.       Kerak bumi dengan tebal 30 sampai 70 km terdiri dari batuan-batuan basa dan batuan-batuan masam. Berat jenis lapisan ini adalah kira-kira 2,7.
b.      Selubung bumi atau sisik silikat dengan tebalnya kira-kira 1200 km. Berat jenis lapisan ini dalah 3,4 sampai 4 . kerak bumi dan selubung bumi ini kedua-duanya merupakan litosfera.
c.       Inti besi-nekel, atau barysfera yang mempunyai jar-jari 3500 km dengan berat jenis 9,6.
Teori yang paling modern mengenai dalaman bumi berasal dari Khun dan Rittman. Hipotesis tentang terjadinya bumi mengatakan bahwa bumi itu berasal dari matahari, sehingga sampailah mereka pada kesimpulan bahwa inti bumi itu terdiri yang  terdapat pada matahari.
Sebagian dari zat-zat ini adalah zat H. Berta jenis yang begitu besar dari inti bumi diterangkan dengan teori bahwa gas H ditempat itu berada dalam tekanan yang sangat besar, sehingga atom-atom H itu diperas, dan bersifat seperti benda padat. Dari ketentuan-ketentuan serta uraian diatas dapatlah kita lihat, bahwa anggapan tentang susunan bumi kini belum begitu jelas, karena diantara para ahli belum tercapai kesesuaian paham yang nnyata ialah bahwa bumi itu terdiri dari inti yang dikelilingi oleh bidang diskontinu.
Susunan Bumi dan Penjelasanya

Pembagian Kerak Bumi
Pembagian susunan kerak bumi menurut Holmes
a.       Bagian atas yang mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis 2,7 dan tipe magma granit.
b.      Bagian tengah yang mempunyai tebal 25 km dengan berat jenis 3,5 dan tipe magma basalt.
c.       Bagian bawah dengan tebal 20 km dengan berat jenis 3,5 dan tipe magma peridotit.

Temperatur Bumi
Ketentuan-ketentuan mengenai temperatur bumi didapat dari  terowongan-terowongan tambang serta pengeboran-pengeboran. Temperatur bumi bergantisetiap hari dan setiap musim. Pada jarak 20 m kedalam kerak bumi, tidak terdapat lagi perbedaan antara temperatur rata-rata siang dan malam. Jikalau kita berada 20 m di dalam bumi, maka di daerah-daerah subtropika tidak lagi terdapat perbedaan temperatur musim dingin dan musim panas. Jikalau kita menurun kedalam bumi, maka akan terasa bahwa temperatur mulai naik.
            Kenaikan temperatur demikian disebut faktor Geotherm untuk Eropa kenaikan temperatur itu adalah kira-kira 3 ºC per 100 m dan untuk Amerika kira-kira 2,5ºper 100 m. Perbedaan faktor Geotherm ini disebabkan oleh banyak faktor-faktor, a.I. terdapatnya sumber-sumber vulkanisme atau gas yang menyebabkan Geotherm dari suatu daerah tinggi dan tempat-tempat yang dingin misalnya lautan, danau dsb.nya menjadikan angka ini turun. Menurut Hahn maka kerak bumi itu tidak mendingin, akan tetapi dibeberapa tempat malahan lebih panas disebabkan oleh pengerjaan radioaktif. Lebih jauh kedalam bumi, maka banyaknya mineral-mineral radio aktif berkurang.

Tekanan Bumi
Tekanan yang berlaku dalam bumi adalah sangat tinggi, disebabkan karena tekanan batuan-batuan yang terletak diatasnya. Kepadatan batuan itu diketahui sehingga tekanan dalam bumi dapat diperhitungkan.
                   
Susunan Atmosfer
Atmosfer ialah lapisan yang menyelubungi bumi kita.tinggi atmosfer dahulu ditaksir kira-kira 800 km. Ahli-ahli Uni Soviet berdasarkan penelitian satelit, akhir-akhir ini beranggapan bahwa tinggi atmosfer adalah ± 3000 km.
Troposfer dinamakan juga Sfera awan atau Sfera udara. Didalamnya terdapat perubahan-perubahan hawa, angin serta hujan, salju dsb.nya. tinggi troposfer paada kutub utara sekitar 9 km, sedangkan pada daerah khatulistiwa memiliki tinggi sekitar 15 km. Dan dapat dikatakan tingi rata-rata troposfer ini adalah 12 km.
Stratosfera dapat dibagi dalam:
a.       Lapisan isotherm memiiki temperatur yang tetap -50ºC dan terletak anatar 12 dan 35 km diatas permukaan laut.
b.      Lapisan panas memiliki temperatur yang tidak tetap berkisar -50ºC dan +50ºC, dan terletak anatar 35 samapi 50 km diatas permukaan laut.
c.       Lapisan campuran memiliki suhu berkisar anatar -70ºC samapai -80ºC.
Ionosfera terdiri dari empat lapisan. Lapisan terbawah ionosfera terletak kira-kira 50 samapi 60 km diatas permukaan bumi. Lapisan ini hanya terbentuk pada siang hari. Diatas lapisan ini terdapat lapisan dengan ketinggian kira-kira 100 km diatas permukaan bumi. Lapisan ini banyak di ionisasikan dari lapisan yang terletak dibawahnya, dan tergolong lapisan yang paling stabil dari semua lapisan ionosfera. Menyusul kemudian suatu lapisan pada ketiggian 180 km diatas permukaan bumi. Diwaktu malam pada musim panas dan musim dingin  lapisan ini bercampur dengan lapisan diatasnya. Akhirnya pada tinggi 225 hinga 375 km terdapat lapisan yang paling tidak stabil.

Susunan Hidrosfera
Semua air yang ada didalam dan diatas bumi digolongkan dalam lapisan air atau hidrofera, misalnya air dalam samudera, danau-danau, sungai-sungai, serta air dalam tanah.
Cabang-cabang pengetahuan yang berhubungan dengan hidrosfera ialah:
a.       Oceanografi, pengetahuan yang mempelajari air samudera.
b.      Glaciologi, ilmu yang mempelajari es, sungai es, dsb.nya.
c.       Hidrologi, pengetahuan yang biasanya mempelajari adanya air yang mengalir diatas bumi (sungai-sungai) dan yang terdapat didalam bumi (air tanah, air artois dsb.). hal ini sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, misalnya untuk penyelidikan keadaan air (jalanya, banyaknya, dsb.), untuk pembuatan waduk dsb.

Samudera- Samudera dan Laut
            Diadalam lautan sebagian besar terdapat larutan-larutan dari NaCl dan lain-lain macam cholrida. Disamping itu terdapat pula larutan K2SO4, garam-garam Mg, CaCO3dan sisa-sisa dari unsur-unsur J dan Br. Berat jenis air samudera adalah 1,027.
            Jumlah garam dalam samudera seluruhnya ditaksir kira-kira 19.290.000 km3. Selain dari zat-zat yang disebut diatas, air laut mengandung juga berbagai macam gasdalam larutannya a.l. CO2.

Sungai-Sungai dan Danau-Danau
            Kadar dan zat-zat kimia yang terdapat dalam air sesuatu sungai tergantung dari daerah-daerah yang dilalui sungai itu. Dengan kata lain tergantung batuan-batuan dimana sungai itu mengalir.
            Sungai yang melalui daerah kapur dengan sendirinya mengandung lebih banyak kapur dari pada sungai yang melalui daerah granit. Akan tetapi sungai yang akhir ini mengandung kadar SiO2, K dan Na yang lebih tinggi
            Air di danau-danau yang tidak mempunyai jalan keluar, lambatlaun akan menjadi asin.

Air Tanah

            Air tanah terdapat dimana-mana didalam litosfera. Air tanah itu mengandung banyak zat-zat dalam larutannya.susunan air tanah tergantung dari daerah-daerah pengalrannya. Variasi susunan kimia air tanah ini sangat nyata sekali terlihat dalam berbagai-bagai sumber air, misalnya air panas yang mengandung Fe, CO2, zat-zat radio aktif, dsb.nya.

Demikian artikel tentang Susunan Bumi dan Penjelasanya, Semoga artikel Susunan Bumi dan Penjelasanya dapat memberikan manfaat untuk anda semua. Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Susunan Bumi dan Penjelasannya. Sampai Jumpa Lain Waktu

Popular Posts