Tampilkan postingan dengan label PKLH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PKLH. Tampilkan semua postingan

Gambaran Umum Kondisi  Kependudukan Indonesia dan Dunia

Gambaran Umum Kondisi  Kependudukan Indonesia dan Dunia
Ilustrasi Gambaran Umum Kondisi  Kependudukan Indonesia dan Dunia

KEPADATAN PENDUDUK
Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi. Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebut. 

JENIS-JENIS KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk secara umum dibagi menjadi empat macam, sebagai berikut:
1. Kepadatan Arithmatik
Kepadatan arithmatik adalah jumlah penduduk rata-rata per kilometer persegi daerah tanpa memperhitungkan kualitas daerah maupun kualitas penduduk. Jenis kepadatan ini merupakan kepadatan tradisional, paling mudah perhitungannya.
2. Kepadatan Fisiologis
Kepadatan fisiologis adalah jumlah penduduk setiap kesatuan wilayah luas dari tanah produktif suatu daerah. Yang dimaksud tanah produktif dalam hal ini adalah tanah yang digarap. 
3. Kepadatan Agraris
Kepadatan agraris adalah jumlah penduduk yang bertani dari setiap kesatuan tanah yang dikerjakan untuk pertanian. 
4. Kepadatan Ekonomis
Kepadatan ekonomis adalah jumlah penduduk yang dapat dijamin penghidupannya oleh tiap kesatuan wilayah tanah (kesatuan luas tanah). Perhitungan ini tidak hanya tergantung dari sektor pertanian tapi juga sektor industri dan perdagangan. Kepadatan jenis ini dipengaruhi oleh
a. Kesuburan tanah,
b. Tingkat intensitas dalam bertani,
c. Jarak dengan kota-kota industri makmur,
d. Tingkat kebutuhan rohani penduduk, seperti hiburan dll.

Berdasarkan kepadatan penduduknya, tiap-tiap daerah dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
1. Kelebihan Penduduk (over population)
Kelebihan penduduk adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang terbatas, dimana bahan-bahan keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut secara layak. Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat tinggal).
2. Kekurangan Penduduk (under population)
Kekurangan penduduk adalah keadaan suatu daerah tertentu, dimana keadaan jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber alam yang ada hanya sebagian yang mampu untuk dimanfaatkan. 
3. Penduduk Optimum (optimum population)
Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan daerah tertentu. Penduduk dapat berproduksi maksimum perkapita berdasarkan sumber alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang. 

FAKTOR PENGARUH
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk adalah
1. Faktor lingkungan yang menguntungkan, seperti kesuburan tanah, iklim.
2. Faktor historis, pusat-pusat kegiatan penduduk pada jaman dulu.
3. Faktor sosio-kultural, kebudayaan atau adat istiadat daerah. 

Kepadatan penduduk di Indonesia lebih terkonsentrasi tinggi di daerah Pulau Jawa. Ada beberapa asumsi penyebab kepadatan tersebut yaitu
a. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,
b. Banyaknya migrasi nasional dari pulau lain ke Pulau Jawa, yang umumnya bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
c. Kesadaran untuk ber-transmigrasi masih rendah,
d. Tinjauan historis, kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu (yang memiliki kejayaan besar) ada di Pulau Jawa, sehingga pusat kegiatan penduduk ada di daerah tersebut.
Dari tingkat kepadatan penduduk kita dapat mengetahui perkembangan penduduk dan gejala-gejala sosial-ekonomi di setiap daerah. 

Dampak dari kepadatan penduduk, di daerah Jawa dan Bali, adalah:
a. Luas tanah pertanian menyempit, sehingga produksi pangan menurun.
b. Kelebihan tenaga kerja menimbulkan peningkatan jumlah pengangguran.
c. Fasilitas kehidupan yang ada tidak mampu menampung jumlah penduduk yang semakin banyak, sehingga kualitas penduduk menurun.

Sedangkan di daerah yang ditinggalkan penduduk dan menjadi jarang jumlah penduduknya, seperti daerah Papua, Kalimantan dan Sulawesi, akan berakibat:
a. Luasan lahan yang besar tidak bisa diolah karena kekurangan jumlah tenaga kerja sehingga tidak dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
b. Banyak sumber alam yang belum dimanfaatkan.


 


KOMPOSISI PENDUDUK
Penduduk suatu wilayah dapat dibagi menurut susunan atau komposisi tertentu, misalnya komposisi menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendapatan, agama, suku dan lain-lain sesuai kebutuhan. Komposisi penduduk dan berbagai perubahannya dari waktu ke waktu dapat ditarik kesimpulan yang dapat digunakan untuk menentukan atau menerapkan sebuah kebijakan. 

JENIS-JENIS KOMPOSISI PENDUDUK 
1. Komposisi Penduduk menurut Umur
Adalah pengelompokan menurut usia, seperti usia produktif (15-64 tahun) atau menurut tingkatan umur (bayi, muda, dewasa, tua) atau menurut skala usia (0-4, 5-9, 10-14 tahun dan seterusnya). 
2. Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin
Penduduk dibedakan menurut jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
3. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian
Penduduk dibagi dalam jenis-jenis pekerjaan atau profesi yang digeluti, seperti petani, pengusaha, nelayan, dokter, pengacara, pedagang dan lain-lain.
4. Komposisi Penduduk menurut Agama
Indonesia hanya mengakui 5 agama yaitu islam, kristen, katolik, hindu dan budha serta beberapa kepercayaan lain.
5. Komposisi Penduduk menurut Suku
Indonesia memiliki beraneka-ragam suku yang tersebar di berbagai pulau, seperti suku melayu, minang, bugis, batak, jawa dan lainnya.

PIRAMIDA PENDUDUK
Piramida penduduk merupakan gambaran komponen atau susunan penduduk. Piramida penduduk adalah grafik susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada saat tertentu yang berbentuk piramida. Penggolongan umur dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Golongan muda (0-14 tahun)
2. Golongan dewasa (15-64 tahun)
3. Golongan tua/jompo (>64 tahun), yaitu golongan yang tidak mampu lagi bekerja dalam lapangan produksi

Macam Macam Piramida Penduduk
Pada umumnya ada tiga macam tipe susunan penduduk menurut umur dalam bentuk grafik dibawah ini:

Penduduk Muda, Stasioner, dan Penduduk Tua 

I. Penduduk Muda (Penduduk dalam pertumbuhan)
Jumlah pertumbuhan penduduk meningkat dengan pesat. Tingkat kelahiran lebih besar daripada tingkat kematian.
II. Penduduk Stasioner
Penduduk dalam keadaan tetap, jumlah penduduk tidak berubah. Kelahiran dan kematian ada dalam keadaan seimbang. 
III. Penduduk Tua (Penduduk dalam kemunduran)
Jumlah penduduk terus berkurang. Jumlah kematian lebih besar dari jumlah kelahiran.

Selain berguna untuk mengetahui maju mundurnya jumlah penduduk, piramida penduduk juga berfungsi untuk mengetahui perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan (jumlah tenaga kerja tersedia), golongan tenaga produktif (muda, dewasa, jompo). 


 


DINAMIKA KEPENDUDUKANPERTUMBUHAN PENDUDUK
Bila jumlah kelahiran berbeda dengan jumlah kematian dan jumlah penduduk yang datang berbeda dengan jumlah penduduk yang pergi maka akan terjadi perubahan jumlah penduduk. Perubahan ini lebih dikenal dengan dinamika kependudukan, yaitu semua unsur-unsur yang mengakibatkan perubahan jumlah penduduk.

Pertambahan penduduk merupakan perubahan yang menunjukkan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Pertambahan ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu
1. Pertambahan penduduk yang terjadi karena jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian, disebut dengan pertambahan penduduk alami (Natural Increase). 
2. Pertambahan penduduk yang terjadi karena jumlah orang yang datang lebih besar dari jumlah orang yang pergi, disebut dengan pertambahan penduduk karena migrasi.

Jumlah penduduk yang selalu bertambah sedikit demi sedikit disebut dengan evolusi penduduk atau evolusi demografi. Apabila jumlah penduduk tidak bertambah banyak dalam jangka waktu yang relatif lama (jumlah kelahiran diimbangi jumlah kematian yang sama) disebut dengan penduduk dalam keadaan stasioner. Perubahan jumlah penduduk yang terjadi secara stabil atau tetap disebut dengan penduduk stabil. Jadi penduduk stabil tidak sama penduduk stasioner.

Konsep pertambahan penduduk yang tidak hanya menunjukkan pertambahan secara aditif tetapi eksponen, berlipat ganda, merupakan pertambahan penduduk eksponensial. Kejadian ini akan menimbulkan gejala yang dinamakan ledakan penduduk (population explotion).

CARA PENGUKURAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. Pertambahan alami
Pertambahan penduduk karena adanya perbedaan antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. 

Rumus: P=(l–m)

Keterangan : 
P=jumlah pertumbuhan penduduk 
l=jumlah kelahiran 
m=jumlah kematian 

2. Pertambahan penduduk 
Perubahan jumlah penduduk yang melibatkan komponen kelahiran, kematian dan migrasi.

Rumus: P=(l–m)+(i–e)

Keterangan : 
i=jumlah imigrasi
e=jumlah emigrasi

3. Cara mengukur pertambahan penduduk 
a. Pertambahan penduduk per-dekade adalah berupa persentase pertumbuhan penduduk dalam jarak 10 tahun. 
b. Tingkat pertumbuhan penduduk alamiah ialah pertambahan penduduk yang diperoleh dari pengurangan jumlah kelahiran dan jumlah kematian dalam waktu setahun.
c. Pertumbuhan penduduk

Rumus: r=(Pt-Po)/Po 

Keterangan : 
r=pertumbuhan penduduk
Pt=jumlah penduduk sekarang
Po=jumlah penduduk tahun sebelumnya

d. Proyeksi Penduduk
Adalah perhitungan untuk mengukur perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. 

Rumus 1: Pn=Po(1+r)n 

Keterangan: 
Pn=jumlah penduduk sekarang 
r=tingkat pertumbuhan penduduk
Po=jumlah penduduk yang lalu
n=waktu/lamanya

Rumus 2: Pn=Po(ern) 

Keterangan : 
e=konstanta=2,718281828

Perhitungan dengan rumus 2 akan didapatkan angka hasil yang lebih mendekati kenyataan. 

Pada suatu saat ketika jumlah penduduk menempati jumlah angka dengan perubahan atau perbedaan yang sangat besar apabila dibandingkan peningkatan jumlah penduduk sebelumnya maka hal ini disebut dengan population explotion atau lebih dikenal dengan ledakan penduduk. Ledakan populasi manusia memiliki kecenderungan mengurangi keseimbangan lingkungan sehingga akan terjadi degradasi (kemunduran) kualitas lingkungan hidup.

Sumber Data Kependudukan
Untuk mendapatkan data-data kependudukan yang dibutuhkan, ada beberapa sumber yang dapat dipergunakan. Sumber sumber data kependudukan ini adalah: 
1. Sensus penduduk, merupakan pencacahan penduduk untuk mengetahui jumlah penduduk di suatu wilayah. Biasanya dilakukan sekali dalam jangka waktu 10 tahun. 
2. Survey penduduk, merupakan salah satu cara untuk data kependudukan dengan cara mengumpulkan keterangan dari penduduk untuk memperoleh gambaran keadaan penduduk secara keseluruhan. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian.
3. Registrasi penduduk, pencatatan terus menerus secara berlanjut oleh warga RT/RW sampai kelurahan.

 

KELAHIRAN (FERTILITAS)
Kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi. Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas disebut juga dengan natalitas.

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting untuk diketahui adalah: 
1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.
2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk menghasilkan suatu kelahiran.
3. Natalitas adalah kelahiran yang merupakan komponen dari perubahan penduduk. 
4. Lahir hidup (live birth) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan tanda-tanda kehidupan) pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya di kandungan, walaupun akhirnya meninggal dunia. 
5. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. 
6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak dihitung sebagai kelahiran.

FAKTOR PENGARUH
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelahiran, yaitu:
a. kontrasepsi (pencegahan pembuahan),
b. aborsi (pengguguran),
c. perubahan keadaan perkawinan (perceraian dll),
d. mandul (tidak bisa punya anak).


CARA MENGUKUR KELAHIRAN
1. Crude Birth Rate (CBR)
Tingkat Kelahiran Kasar atau CBR merupakan jumlah kelahiran setiap 1000 penduduk per tahun.

Rumus:CBR=B/Px1.000

Keterangan : B= jumlah seluruh kelahiran 
P= jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
1.000 = bilangan konstanta

Tingkat kelahiran ini dapat digolongkan dalam tiga tingkat kriteria sebagai berikut: 
Tingkat kelahiran Golongan
> 30 Tinggi
20-30 Sedang
< 20 Rendah

2. General Fertility Rate (GFR)
Tingkat kelahiran umum atau GFR adalah banyaknya kelahiran setiap 1000 penduduk wanita yang berada dalam periode usia produktif (15-49 tahun) dalam kurun waktu setahun. Usia produktif adalah usia reproduksi atau usia subur yang memungkinkan wanita untuk melahirkan. 

Rumus: GFR=B/Pfx1000

Keterangan : 
B=jumlah kelahiran selama setahun 
Pf=jumlah penduduk wanita (berumur 15-49 tahun), pertengahan tahun 
1.000=bilangan konstanta

3. Age Spesific Fertility Rate (ASFR)
Tingkat kelahiran menurut kelompok umur tertentu atau ASFR adalah banyaknya kelahiran yang terjadi pada wanita dalam kelompok umur tertentu dalam unsur reproduksi per 1000 wanita. 

Rumus : ASFR=Bi/Pfix1000

Keterangan:
Bi=banyaknya kelahiran dari wanita dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk wanita dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun. 
1.000=bilangan konstanta

4. Total Fertility Rate (TFR)
Tingkat kelahiran total atau TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hidupnya (sampai akhir masa reproduksinya). 

Rumus: TFR=5x7/i=1 ASFR 

Keterangan:
i=kelompok umur 5 tahunan (15-19, 20-24, dst)

UKURAN-UKURAN REPRODUKSI

Ukuran reproduksi adalah ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya, sehingga yang diperhatikan adalah bayi wanita saja. 

1. Gross Reproduction Rate (GRR) 
adalah banyaknya wanita yang dilahirkan oleh suatu kelompok wanita.

Rumus: GRR=100/203TFR

Keterangan:
Dengan asumsi bahwa ratio jenis kelamin waktu lahir adalah 103.

2. Net Reproduction Rate (NRR)
adalah jumlah anak wanita yang masih hidup sampai ia dapat melahirkan (menduduki tempat sebagai ibunya), yang diperhatikan adalah anak wanita saja yang diperkirakan akan mencapai atau bisa mencapai usia reproduksi.


 


KEMATIAN (MORTALITAS)
Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah. 

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas adalah:
1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam kandungan. 
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun.
4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.



FAKTOR PENGARUH
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu: 

1. Faktor langsung (faktor dari dalam)
a. Umur,
b. Jenis kelamin,
c. Penyakit,
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.

2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar)
a. Tekanan, baik psikis maupun fisik,
b. Kedudukan dalam perkawinan,
c. Kedudukan sosial-ekonomi,
d. Tingkat pendidikan,
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik dan bencana alam.

CARA MENGUKUR KEMATIAN
1. Crude Death Rate (CDR) 
Tingkat kematian kasar atau CDR adalah jumlah kematian penduduk tiap 1000 orang dalam waktu setahun.

Rumus: CDR=D/Px1.000

Keterangan : 
D=jumlah seluruh kematian
P=jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
1.000=bilangan konstanta

Tingkat kematian ini dapat digolongkan dalam kriteria sebagai berikut: 

Tingkat kematian Golongan
> 18 Tinggi
14-18 Sedang
9-13 Rendah 

2. Age Spesific Death Rate (ASDR)
Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu atau ASDR adalah banyaknya kematian yang terjadi pada penduduk dalam kelompok umur tertentu per 1000 penduduk. 

Rumus: ASDR=Di/Pix1000

Keterangan:
Bi=banyaknya kematian dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun. 
1.000=bilangan konstanta

3. Infant Mortality Rate ( IMR)
Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara pengukuran yang dipergunakan khusus untuk menentukan tingkat kematian bayi. IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan penduduk. 

Rumus: IMR=Db/Pbx1.000

Keterangan : 
D=jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
P=jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama 

Kriteria penggolongan tingkat kematian bayi:

Tingkat kematian bayi Golongan
> 125 Sangat Tinggi
75-125 Tinggi
35-75 Sedang
<35 Rendah 

Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai pertambahan penduduk sebesar 0 % atau zero population growth. Yang berarti keadaan kependudukan di daerah tersebut tercapai sebuah keseimbangan.

 


PERPINDAHAN (MIGRASI)
Migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara. Migrasi dapat dilakukan secara individu, keluarga maupun rombongan atau kelompok.

FAKTOR PENGARUH
Menurut Everett Lee, ada 4 faktor penyebab migrasi, yaitu:
1. faktor yang terdapat di daerah asal,
2. faktor yang terdapat di daerah tujuan,
3. rintangan-rintangan yang menghambat,
4. faktor pribadi. 

Faktor- faktor yang mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi adalah
1. makin berkurangnya SDA, sehingga menurunkan permintaan atas barang tertentu yang makin sulit bahan bakunya,
2. lapangan kerja terbatas di tempat tinggal,
3. diskriminasi politik, agama dan suku,
4. tidak cocok adat,
5. alasan pekerjaan atau perkawinan,
6. bencana alam.



Faktor penarik dari daerah tujuan migrasi adalah:
1. rasa superior di tempat baru dan kesempatan kerja cocok,
2. kesempatan memperoleh pendapatan dan pendidikan lebih baik,
3. keadaan lingkungan dan keadaan hidup lebih menyenangkan,
4. tarikan dari orang lain yang dijadikan sebagai pelindung,
5. aktivitas yang tersedia, seperti hiburan.

Pada dasarnya ada 3 hal penting yang menyebabkan manusia memutuskan untuk melakukan migrasi yaitu:
1. alasan ekonomi,
2. alasan politis,
3. alasan agama.

JENIS-JENIS MIGRASI
A. Berdasarkan waktu ber-migrasi
1. migrasi sekuler: perpindahan penduduk dalam waktu yang pendek
2. ngelaju: seseorang yang tiap hari pindah keluar kota tempat dia bekerja.

B. Migrasi derdasarkan cakupan wilayah
1. Migrasi internasional:
Merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jenis migrasi ini masih dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Imigrasi: jumlah penduduk yang masuk suatu negara.
b. emigrasi: jumlah penduduk yang keluar dari suatu negara.
2. Migrasi nasional 
Adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain tetapi masih dalam suatu negara. Migrasi nasional dibagi menjadi dua jenis:
a. Urbanisasi: perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Transmigrasi: perpindahan penduduk antar daerah dalam wilayah negara. Ini merupakan salah satu program yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk terutama di luar Pulau Jawa. 

Selain itu ada beberapa jenis migrasi lain yaitu
a. Migrasi masuk (in migration): masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination).
b. Migrasi keluar (out migration): perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin).
c. Migrasi netto (nett migration): selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
d. Migrasi bruto (gross migration): jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
e. Migrasi total (total migration): merupakan hasil seluruh kejadian migrasi.
f. Migrasi semasa hidup (life time migration): migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Pada waktu sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan tempat kelahiran.
g. Migrasi parsial: migrasi yang terjadi antara dua daerah.
h. Arus migrasi (migration stream): jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. 


UKURAN MIGRASI
Migrasi sangat erat kaitannya dengan pergerakan penduduk atau disebut juga dengan mobilitas penduduk
Ada beberapa bentuk mobilitas (gerakan) penduduk yaitu:
1. perubahan tempat yang bersifat rutin (commuting atau ngelaju atau recurrent movement),
2. perubahan tempat yang tidak bersifat rutin tetapi dipindah-tempatkan karena pekerjaannya,
3. perubahan tempat tinggal dengan tujuan untuk menetap dan tidak kembali ke tempat semula (non recurrent movement).

Mobilitas penduduk dalam kajian sosiologi, berdasarkan sifatnya, dibedakan menjadi dua jenis yaitu mobilitas vertikal (perpindahan menuju tingkat lebih tinggi, contoh: jabatan, pekerjaan) dan mobilitas horisontal (perpindahan ke lain wilayah secara geografis/teritorial). 

Tingkat mobilitas (move rate) adalah rasio banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk. 

Rumus: m=M/Px1.000

Keterangan : 
m=tingkat mobilitas
P=banyaknya penduduk
M=banyaknya mover



DINAMIKA KEPENDUDUKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
Bila jumlah kelahiran berbeda dengan jumlah kematian dan jumlah penduduk yang datang berbeda dengan jumlah penduduk yang pergi maka akan terjadi perubahan jumlah penduduk. Perubahan ini lebih dikenal dengan dinamika kependudukan, yaitu semua unsur-unsur yang mengakibatkan perubahan jumlah penduduk.
Dinamika Pertumbuhan Penduduk - PKLH
Ilustrasi Dinamika Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2013



Pertambahan penduduk merupakan perubahan yang menunjukkan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Pertambahan ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu
1. Pertambahan penduduk yang terjadi karena jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian, disebut dengan pertambahan penduduk alami (Natural Increase). 
2. Pertambahan penduduk yang terjadi karena jumlah orang yang datang lebih besar dari jumlah orang yang pergi, disebut dengan pertambahan penduduk karena migrasi.

Jumlah penduduk yang selalu bertambah sedikit demi sedikit disebut dengan evolusi penduduk atau evolusi demografi. Apabila jumlah penduduk tidak bertambah banyak dalam jangka waktu yang relatif lama (jumlah kelahiran diimbangi jumlah kematian yang sama) disebut dengan penduduk dalam keadaan stasioner. Perubahan jumlah penduduk yang terjadi secara stabil atau tetap disebut dengan penduduk stabil. Jadi penduduk stabil tidak sama penduduk stasioner.

Konsep pertambahan penduduk yang tidak hanya menunjukkan pertambahan secara aditif tetapi eksponen, berlipat ganda, merupakan pertambahan penduduk eksponensial. Kejadian ini akan menimbulkan gejala yang dinamakan ledakan penduduk (population explotion).

CARA PENGUKURAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. Pertambahan alami
Pertambahan penduduk karena adanya perbedaan antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. 

Rumus: P=(l–m)

Keterangan : 
P=jumlah pertumbuhan penduduk 
l=jumlah kelahiran 
m=jumlah kematian 

2. Pertambahan penduduk 
Perubahan jumlah penduduk yang melibatkan komponen kelahiran, kematian dan migrasi.

Rumus: P=(l–m)+(i–e)

Keterangan : 
i=jumlah imigrasi
e=jumlah emigrasi

3. Cara mengukur pertambahan penduduk 
a. Pertambahan penduduk per-dekade adalah berupa persentase pertumbuhan penduduk dalam jarak 10 tahun. 
b. Tingkat pertumbuhan penduduk alamiah ialah pertambahan penduduk yang diperoleh dari pengurangan jumlah kelahiran dan jumlah kematian dalam waktu setahun.
c. Pertumbuhan penduduk

Rumus: r=(Pt-Po)/Po 

Keterangan : 
r=pertumbuhan penduduk
Pt=jumlah penduduk sekarang
Po=jumlah penduduk tahun sebelumnya

d. Proyeksi Penduduk
Adalah perhitungan untuk mengukur perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. 

Rumus 1: Pn=Po(1+r)n 

Keterangan: 
Pn=jumlah penduduk sekarang 
r=tingkat pertumbuhan penduduk
Po=jumlah penduduk yang lalu
n=waktu/lamanya

Rumus 2: Pn=Po(ern) 

Keterangan : 
e=konstanta=2,718281828

Perhitungan dengan rumus 2 akan didapatkan angka hasil yang lebih mendekati kenyataan. 

Pada suatu saat ketika jumlah penduduk menempati jumlah angka dengan perubahan atau perbedaan yang sangat besar apabila dibandingkan peningkatan jumlah penduduk sebelumnya maka hal ini disebut dengan population explotion atau lebih dikenal dengan ledakan penduduk. Ledakan populasi manusia memiliki kecenderungan mengurangi keseimbangan lingkungan sehingga akan terjadi degradasi (kemunduran) kualitas lingkungan hidup.

Sumber Data Kependudukan
Untuk mendapatkan data-data kependudukan yang dibutuhkan, ada beberapa sumber yang dapat dipergunakan. Sumber sumber data kependudukan ini adalah: 
1. Sensus penduduk, merupakan pencacahan penduduk untuk mengetahui jumlah penduduk di suatu wilayah. Biasanya dilakukan sekali dalam jangka waktu 10 tahun. 
2. Survey penduduk, merupakan salah satu cara untuk data kependudukan dengan cara mengumpulkan keterangan dari penduduk untuk memperoleh gambaran keadaan penduduk secara keseluruhan. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian.

3. Registrasi penduduk, pencatatan terus menerus secara berlanjut oleh warga RT/RW sampai kelurahan.
Sumber :http://rahma-kurnia.blogspot.com/2006/09/dinamika-kependudukan-pertumbuhan.html

PERPINDAHAN (MIGRASI)
Migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara. Migrasi dapat dilakukan secara individu, keluarga maupun rombongan atau kelompok.

Perpindahan (Migrasi) - Materi PKLH
Ilustrasi Perpindahan ( Migrasi)
FAKTOR PENGARUH
Menurut Everett Lee, ada 4 faktor penyebab migrasi, yaitu:
1. faktor yang terdapat di daerah asal,
2. faktor yang terdapat di daerah tujuan,
3. rintangan-rintangan yang menghambat,
4. faktor pribadi. 

Faktor- faktor yang mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi adalah
1. makin berkurangnya SDA, sehingga menurunkan permintaan atas barang tertentu yang makin sulit bahan bakunya,
2. lapangan kerja terbatas di tempat tinggal,
3. diskriminasi politik, agama dan suku,
4. tidak cocok adat,
5. alasan pekerjaan atau perkawinan,
6. bencana alam.



Faktor penarik dari daerah tujuan migrasi adalah:
1. rasa superior di tempat baru dan kesempatan kerja cocok,
2. kesempatan memperoleh pendapatan dan pendidikan lebih baik,
3. keadaan lingkungan dan keadaan hidup lebih menyenangkan,
4. tarikan dari orang lain yang dijadikan sebagai pelindung,
5. aktivitas yang tersedia, seperti hiburan.

Pada dasarnya ada 3 hal penting yang menyebabkan manusia memutuskan untuk melakukan migrasi yaitu:
1. alasan ekonomi,
2. alasan politis,
3. alasan agama.

JENIS-JENIS MIGRASI
A. Berdasarkan waktu ber-migrasi
1. migrasi sekuler: perpindahan penduduk dalam waktu yang pendek
2. ngelaju: seseorang yang tiap hari pindah keluar kota tempat dia bekerja.

B. Migrasi derdasarkan cakupan wilayah
1. Migrasi internasional:
Merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jenis migrasi ini masih dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Imigrasi: jumlah penduduk yang masuk suatu negara.
b. emigrasi: jumlah penduduk yang keluar dari suatu negara.
2. Migrasi nasional 
Adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain tetapi masih dalam suatu negara. Migrasi nasional dibagi menjadi dua jenis:
a. Urbanisasi: perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Transmigrasi: perpindahan penduduk antar daerah dalam wilayah negara. Ini merupakan salah satu program yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk terutama di luar Pulau Jawa. 

Selain itu ada beberapa jenis migrasi lain yaitu
a. Migrasi masuk (in migration): masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination).
b. Migrasi keluar (out migration): perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin).
c. Migrasi netto (nett migration): selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
d. Migrasi bruto (gross migration): jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
e. Migrasi total (total migration): merupakan hasil seluruh kejadian migrasi.
f. Migrasi semasa hidup (life time migration): migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Pada waktu sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan tempat kelahiran.
g. Migrasi parsial: migrasi yang terjadi antara dua daerah.
h. Arus migrasi (migration stream): jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. 


UKURAN MIGRASI
Migrasi sangat erat kaitannya dengan pergerakan penduduk atau disebut juga dengan mobilitas penduduk
Ada beberapa bentuk mobilitas (gerakan) penduduk yaitu:
1. perubahan tempat yang bersifat rutin (commuting atau ngelaju atau recurrent movement),
2. perubahan tempat yang tidak bersifat rutin tetapi dipindah-tempatkan karena pekerjaannya,
3. perubahan tempat tinggal dengan tujuan untuk menetap dan tidak kembali ke tempat semula (non recurrent movement).

Mobilitas penduduk dalam kajian sosiologi, berdasarkan sifatnya, dibedakan menjadi dua jenis yaitu mobilitas vertikal (perpindahan menuju tingkat lebih tinggi, contoh: jabatan, pekerjaan) dan mobilitas horisontal (perpindahan ke lain wilayah secara geografis/teritorial). 

Tingkat mobilitas (move rate) adalah rasio banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk. 

Rumus: m=M/Px1.000

Keterangan : 
m=tingkat mobilitas
P=banyaknya penduduk
M=banyaknya mover



KELAHIRAN (FERTILITAS)
Kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi. Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas disebut juga dengan natalitas.
Kelahiran "Fertilitas" - Materi PKLH
Ilustrasi Kelahiran "Fertilitas" - Materi PKLH


Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting untuk diketahui adalah: 

1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.

2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk menghasilkan suatu kelahiran.
3. Natalitas adalah kelahiran yang merupakan komponen dari perubahan penduduk. 
4. Lahir hidup (live birth) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan tanda-tanda kehidupan) pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya di kandungan, walaupun akhirnya meninggal dunia. 
5. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. 
6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak dihitung sebagai kelahiran.

FAKTOR PENGARUH
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelahiran, yaitu:
a. kontrasepsi (pencegahan pembuahan),
b. aborsi (pengguguran),
c. perubahan keadaan perkawinan (perceraian dll),
d. mandul (tidak bisa punya anak).


CARA MENGUKUR KELAHIRAN
1. Crude Birth Rate (CBR)
Tingkat Kelahiran Kasar atau CBR merupakan jumlah kelahiran setiap 1000 penduduk per tahun.

Rumus:CBR=B/Px1.000

Keterangan : B= jumlah seluruh kelahiran 
P= jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
1.000 = bilangan konstanta

Tingkat kelahiran ini dapat digolongkan dalam tiga tingkat kriteria sebagai berikut: 
Tingkat kelahiran Golongan
> 30 Tinggi
20-30 Sedang
< 20 Rendah

2. General Fertility Rate (GFR)
Tingkat kelahiran umum atau GFR adalah banyaknya kelahiran setiap 1000 penduduk wanita yang berada dalam periode usia produktif (15-49 tahun) dalam kurun waktu setahun. Usia produktif adalah usia reproduksi atau usia subur yang memungkinkan wanita untuk melahirkan. 

Rumus: GFR=B/Pfx1000

Keterangan : 
B=jumlah kelahiran selama setahun 
Pf=jumlah penduduk wanita (berumur 15-49 tahun), pertengahan tahun 
1.000=bilangan konstanta

3. Age Spesific Fertility Rate (ASFR)
Tingkat kelahiran menurut kelompok umur tertentu atau ASFR adalah banyaknya kelahiran yang terjadi pada wanita dalam kelompok umur tertentu dalam unsur reproduksi per 1000 wanita. 

Rumus : ASFR=Bi/Pfix1000

Keterangan:
Bi=banyaknya kelahiran dari wanita dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk wanita dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun. 
1.000=bilangan konstanta

4. Total Fertility Rate (TFR)
Tingkat kelahiran total atau TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hidupnya (sampai akhir masa reproduksinya). 

Rumus: TFR=5x7/i=1 ASFR 

Keterangan:
i=kelompok umur 5 tahunan (15-19, 20-24, dst)

UKURAN-UKURAN REPRODUKSI

Ukuran reproduksi adalah ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya, sehingga yang diperhatikan adalah bayi wanita saja. 

1. Gross Reproduction Rate (GRR) 
adalah banyaknya wanita yang dilahirkan oleh suatu kelompok wanita.

Rumus: GRR=100/203TFR

Keterangan:
Dengan asumsi bahwa ratio jenis kelamin waktu lahir adalah 103.

2. Net Reproduction Rate (NRR)
adalah jumlah anak wanita yang masih hidup sampai ia dapat melahirkan (menduduki tempat sebagai ibunya), yang diperhatikan adalah anak wanita saja yang diperkirakan akan mencapai atau bisa mencapai usia reproduksi.


KEPADATAN PENDUDUK

Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi. Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebut. 

Ilustrasi Kepadatan Penduduk
Ilustrasi Kepadatan Penduduk

JENIS-JENIS KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk secara umum dibagi menjadi empat macam, sebagai berikut:
1. Kepadatan Arithmatik
Kepadatan arithmatik adalah jumlah penduduk rata-rata per kilometer persegi daerah tanpa memperhitungkan kualitas daerah maupun kualitas penduduk. Jenis kepadatan ini merupakan kepadatan tradisional, paling mudah perhitungannya.
2. Kepadatan Fisiologis
Kepadatan fisiologis adalah jumlah penduduk setiap kesatuan wilayah luas dari tanah produktif suatu daerah. Yang dimaksud tanah produktif dalam hal ini adalah tanah yang digarap. 
3. Kepadatan Agraris
Kepadatan agraris adalah jumlah penduduk yang bertani dari setiap kesatuan tanah yang dikerjakan untuk pertanian. 
4. Kepadatan Ekonomis
Kepadatan ekonomis adalah jumlah penduduk yang dapat dijamin penghidupannya oleh tiap kesatuan wilayah tanah (kesatuan luas tanah). Perhitungan ini tidak hanya tergantung dari sektor pertanian tapi juga sektor industri dan perdagangan. Kepadatan jenis ini dipengaruhi oleh
a. Kesuburan tanah,
b. Tingkat intensitas dalam bertani,
c. Jarak dengan kota-kota industri makmur,
d. Tingkat kebutuhan rohani penduduk, seperti hiburan dll.

Berdasarkan kepadatan penduduknya, tiap-tiap daerah dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
1. Kelebihan Penduduk (over population)
Kelebihan penduduk adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang terbatas, dimana bahan-bahan keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut secara layak. Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat tinggal).
2. Kekurangan Penduduk (under population)
Kekurangan penduduk adalah keadaan suatu daerah tertentu, dimana keadaan jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber alam yang ada hanya sebagian yang mampu untuk dimanfaatkan. 
3. Penduduk Optimum (optimum population)
Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan daerah tertentu. Penduduk dapat berproduksi maksimum perkapita berdasarkan sumber alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang. 

FAKTOR PENGARUH
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk adalah
1. Faktor lingkungan yang menguntungkan, seperti kesuburan tanah, iklim.
2. Faktor historis, pusat-pusat kegiatan penduduk pada jaman dulu.
3. Faktor sosio-kultural, kebudayaan atau adat istiadat daerah. 

Kepadatan penduduk di Indonesia lebih terkonsentrasi tinggi di daerah Pulau Jawa. Ada beberapa asumsi penyebab kepadatan tersebut yaitu
a. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,
b. Banyaknya migrasi nasional dari pulau lain ke Pulau Jawa, yang umumnya bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
c. Kesadaran untuk ber-transmigrasi masih rendah,
d. Tinjauan historis, kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu (yang memiliki kejayaan besar) ada di Pulau Jawa, sehingga pusat kegiatan penduduk ada di daerah tersebut.
Dari tingkat kepadatan penduduk kita dapat mengetahui perkembangan penduduk dan gejala-gejala sosial-ekonomi di setiap daerah. 

Dampak dari kepadatan penduduk, di daerah Jawa dan Bali, adalah:
a. Luas tanah pertanian menyempit, sehingga produksi pangan menurun.
b. Kelebihan tenaga kerja menimbulkan peningkatan jumlah pengangguran.
c. Fasilitas kehidupan yang ada tidak mampu menampung jumlah penduduk yang semakin banyak, sehingga kualitas penduduk menurun.

Sedangkan di daerah yang ditinggalkan penduduk dan menjadi jarang jumlah penduduknya, seperti daerah Papua, Kalimantan dan Sulawesi, akan berakibat:
a. Luasan lahan yang besar tidak bisa diolah karena kekurangan jumlah tenaga kerja sehingga tidak dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
b. Banyak sumber alam yang belum dimanfaatkan.




Popular Posts